Kilas Balik Tsunami Aceh 2004
Tsunami Aceh 2004 | Kisah Putri Selamat dari Maut Badai Tsunami setelah Cengkram Jerigen
Berikut satu di antara berbagai kisah masyarakat yang selamat dari maut badai tsunami, adalah Putri, ia berhasil selamat berkat memegang jerigen.
Penulis: Firdha Ustin | Editor: Safriadi Syahbuddin
Pada hari kejadian, Putri yang masih duduk di kelas V SD Negeri 38 Taman Siswa Banda Aceh ini sedang berada di rumahnya bersama 30 saudara sepupu saat gempa melanda Banda Aceh, sedangkan ibunya sedang barada di Jakarta untuk kepentingan dinas.
Kira-kira 15 menit kemudian, tiba-tiba ia mendengar suara orang berteriak mengatakan air laut sudah naik.
Kemudian ia melihat petugas irigasi berusaha menutup pintu air tak jauh dari rumahnya, namun pintu air itu bobol dan orang-orang berlarian kesana kemari.
Secepat kilat ia meraih tangan kakak sepupunya Yunika Arianda alias Yunun (13) untuk berlari keluar rumah dan menuju sebuah toko di jalan Lampaseh Kota Banda Aceh sekitar 500 meter jarak dari rumahnya.
la masuk pada lantai bawah toko berdesakan dengan 60 orang dewasa dan anak anak yang sudah duluan berada di dalam.
Dua menit kemudian arus badai tsunami menghatam pintu belakang hingga jebol dan mendorong manusia di dalam keluar toko.
Baca juga: Taman Memorial Tsunami Diwacanakan Jadi Taman Ramah Anak
Ia melihat banyak manusia yang terjepit saat dihantam gelombang.
Namun, tubuhnya yang kecil terhempas sejauh lima meter ke depan pintu toko dan sejak saat itu pula ia berpisah dengan Kak Yuyun.
la malihat melihat tubuh kak Yuyun sayup-sayup dihantam gelombang menjauh darinya.
Saat itu permukaan air laut sudah melewati lantai II toko yang ada di jalan Lampaseh Kota Banda Aceh.
Ia berenang sekuat tenaga dan tiba-tiba meraba sepotong papan sepanjang 30 sentimeter melintas di depannya.
Dengan berbekal kayu itu Putri dibawa arus air ke arah Jalan Taman Siswa, Merduati sekitar 450 meter dari Lampaseh.
Di tengah perjuangan hidup mati, Putri melihat kakak sepupunya Nauvan (12) tenggelam di depan matanya.
Saat itu ia semakin galau, tubuhnya terhanyut sendiri di atas sebilah papan sementara ribuan orang lainnya di sekitarnya sedang berjuang melawan maut.
Putri beruntung tidak ada orang lain yang merebut kayu pelampung tubuhnya.
Baca juga: 10 Gampong di Banda Aceh Masuk Program Ekspedisi Destana Tsunami 2020 BNPB, Begini Penjelasan BPBD