Viral Medsos
Kisah Pasien Enggan Lepas Tangan Dokter: Sebenarnya Lebih Baik Saya Tidak Mengingat Apapun
Sebuah kisah dibagikan oleh seorang dokter mengenai pasien lansia yang enggan melepas genggaman tangannya.
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS.COM – Sebuah kisah dibagikan oleh seorang dokter mengenai pasien lansia yang enggan melepas genggaman tangannya.
Pasien wanita itu mengungkapkan bahwa hatinya akan tentram jikalau ada tangan yang mengenggamnya.
Bukan suatu yang mudah untuk merawat pasien, terutama mereka yang sudah memasuki usia lanjut (lansia).
Ada banyak hal yang harus diperhatikan, termasuk menjaga hati dan perasaannya.
Itulah yang dialami oleh seorang dokter tentang seorang pasien berusia 60-an yang terkena stroke sebelah.
Pada hari itu, seorang dokter bernama Kamarul Arin Nor Sadan mendapat tugas sebagai dokter jaga.
Saat melakukan pemeriksaan pasien, ia menghentikan langkah kakinya di salah satu ranjang seorang pasien stroke berusia 60 tahunan.
Baca juga: VIRAL Relakan Saudara Kembar Menikah Duluan, Seorang Gadis Sebut Banyak Hal Menjadi Kenangan
Baca juga: VIRAL Balita Dikasih Susu Campur Kuning Telur Mentah agar Cerdas, Dokter Anak Beri Peringatan
Ia meminta pasien itu untuk menggenggam erat tangannya.
“Genggam tangan saya. Saya hanya perlu memeriksa dan memantau kekuatan tangan ibu” kata Kamarul, seperti ditulisnya dalam akun Facebook, Senin (21/12/2020)
Genggaman jari-jemari tangan kiri pasien itu hanya bisa menggengam lemah tangan kanan Kamarul.
Sedangkan tangan kanan pasien itu meraih dan mengenggam tangan kiri Kamarul dengan erat.
“Tangan kiri ini bisa ibu coba ggenggam sedikit lebih keras, ”pinta Kamarul kepada pasien itu.
Namun, tiba-tiba pasien lansia yang terbaring di atas tempat tidur itu menitihkan air mata.
Dengan cepat Kamarul langsung meminta maaf kepada pasien sekiranya ia telah berkata kasar.
Baca juga: Viral Anggota DPRD Mengorek Aspal Pakai Tangan hingga Terkelupas, Geram Proyek Dikerjakan Asal Jadi
“Berurusan dengan orang tua tidaklah mudah, apalagi jika mereka sedang sakit. Emosi mereka sangat mudah terganggu, " kata Kamarul, yang mengingat percakapannya dengan pasien itu.