Refleksi 16 Tahun Tsunami
Mengenang Tsunami Bersama ACT di Krueng Raya, Warga Fardhukifayahkan 1.000 Jenazah
"Warga Kemukiman Krueng Raya sebelum tsunami sekitar 17.000 orang. Sebanyak 2.500 meninggal dan hilang akibat bencana 26 Desember 2004."
Penulis: Nasir Nurdin | Editor: Nasir Nurdin
Tak dapat dielak, hantaman ombak menghancurkan seluruh bangunan di Kemukiman Krueng Raya. Hanya Masjid Miftahul Jannah bisa berdiri tegak hingga sekarang.
Baca juga: Refleksi 16 Tahun Tsunami, Ombudsman Terima Laporan Masih Ada Korban belum Dapat Rumah
“Landasan iman kepada Allah membuat masyarakat tetap kuat hingga bisa bangkit. Jika dulu duduk, kemudian berdiri, sekarang masyarakat sudah bisa berlari,” ujar Sofyan bertamsil.
Masyarakat Kemukiman Krueng Raya sebelum tsunami berjumlah sekitar 17.000 orang. Sebanyak 2.500 meninggal dan hilang akibat bencana itu. Kini jumlah masyarakat yang dominannya bekerja sebagai nelayan sekitar 16.200 orang.
Jika sebelum tsunami rata-rata rumah masyarakat terbuat dari kayu, sekarang lebih layak tinggal yang terbuat dari beton bantuan pascatsunami.
Baca juga: Warga Ambil Paksa Jenazah Pasien Covid-19 di Rumah Sakit, Pecahkan Pintu Hingga Petugas Lapor Polisi
Warga di Kemukiman Krueng Raya dikenal sangat kental menerapkan ajaran Islam. Mereka mengevakuasi sebanyak 1.000 jenazah dan melaksanakan fardu kifayah terhadap semua jenazah. Penggalian kubur awalnya digali manual sebelum digali menggunakan beko bantuan. Padahal, di sejumlah daerah jenazah terpaksa langsung dikebumikan karena memang kondisi waktu itu tidak memungkinkan.
“Alhamdulillah, dari musyawarah dengan orang tua, teungku-teungku yang selamat dari tsunami memutuskan melaksanakan fardu kifayah terhadap korban meninggal. Kita laksanakan prosesnya terhadap 1.000 jenazah selama sebulan. Ketika itu kondisi kami memungkinkan untuk memfardhukifayahkan semua jenazah," demikian kenang Keuchik Meunasah Mon. (*)