16 Tahun Tsunami Aceh

Nelayan Abdya Tak Beraktivitas, Peringati 16 Tahun Tsunami dengan Doa dan Kenduri Anak Yatim

Larangan tidak melakukan penangkapan ikan selama satu hari, menurut Hasanuddin, dipatuhi seluruh masyarakat yang mendiami kawasan pisisir. Seperti di

Penulis: Zainun Yusuf | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS/ZAINUN YUSUF
Sejumlah warga berbaur dengan penggalas ikan (mugee) di Pantai Ujong Serangga, Susoh, Abdya untuk membeli ikan basah langsung dari perahu mesin (robin) nelayan yang merapat ke pantai, Minggu (29/11/2020). 

Laporan Zainun Yusuf I Aceh Barat Daya

SERAMBINEWS.COM, BLANGPIDIE – Seluruh masyarakat nelayan yang mendiami kawasan pesisir Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), tidak beraktivitas atau menghentikan menangkap ikan, Sabtu (26/12/2020).

Masyarakat nelayan secera serentak tidak turun ke laut untuk mengenang dan memperingati bencana gelombang raya atau tsunami yang pernah menerjang Aceh pada 16 tahun lalu.

Para nelayan memanjatkan doa di masjid-masjid untuk keselamatan dalam melakukan aktivitas di laut lepas, dan berdoa agar tidak terulang lagi peristiwa yang memporakporandakan bumi Aceh pada 26 Desember 2004 lalu.

“Seluruh nelayan tak melakukan aktivitas penangkapan ikan hari ini (Sabtu) untuk mengenang bencana tsunami yang terjadi 16 tahun lalu,” kata Panglima Laot Kabupaten Abdya, Hasanuddin kepada Serambinews.com, Sabtu (26/12/2020).

Baca juga: Begini Suasana Peringatan 16 Tahun Tsunami di Dusun Diwai Makam, Doa Bergema dan Air Mata Mengalir

Baca juga: Peringati Hari Relawan, Relawan PMI Disinfektan Masjid dan Sekolah

Baca juga: Haji Uma Soroti Penyusutan Luas Lahan Sawah di Tamiang, Berubah Drastis Selama 10 Tahun Terakhir

Larangan tidak melakukan penangkapan ikan selama satu hari, menurut Hasanuddin, dipatuhi seluruh masyarakat yang mendiami kawasan pisisir. Seperti di Kecamatan Manggeng, Lembah Sabil, Tangan-Tangan, Setia, Susoh dan Kuala Batee.

Panglima Laot Abdya itu menyebutkan, larangan tak turun ke laut pada peringatan ke 16 bencana tsunami, memang sudah disampaikan sejak jauh hari. Peristiwa yang diperingati setiap tahun itu, dipatuhi dan dilaksanakan masyarakat nelayan setempat.

Sejak Jumat (25/12/2020) sore, awak nelayan yang menggunakan boat tidak lagi turun ke laut sebagaiamana biasanya. Alat tangkap seperti perahu mesin (robin) dan boat ikan tetap labuh jangkar di Kolam Labuh PPI Ujong Serangga, Parairan Palak Kerambil, Pulau Kayu, Rubeuk Meupayong (Susoh), dan Lama Tuha (Kuala Batee)

Boat ikan berlabuh di muara Krueng Susoh di Pulau Kayu Kecamatan Sosoh, muara Lhok Pawoh Kecamatan Manggeng.

“Ada beberapa boat katrol untuk keamanan dari angin kencang, berlabuh di Labuhan Haji, Aceh Selatan,” kata Panglima Laot Abdya, Hasanuddin.

Hasanuddin menjelaskan bahwa masyarakat nelayan di kawasan pesisir Kabupaten Abdya, mengisi peringatan ke-16 Tsunami tahun 2020 dengan kegiatan doa bersama di masjid-masjid pada Jumat malam.

Doa bersama di masjid-masjid di sejumlah desa kawasan pesisir Abdya untuk keselamatan masyarakat nelayan dalam melaksanakan aktivitas di laut lepas.

Sedangkan, Sabtu (26/12) diisi dengan kegiatan memberi makan anak yatim, yaitu mengantarkan nasi rantang ke rumah-rumah anak yatim di lingkungan masing-masing.

Lantaran masyarakat nelayan tidak menangkap ikan, maka stok ikan basah tidak tersedaa di pasar-pasar kawasan Abdya. Terlebih lagi, Jumat (25/12/2020), nelayan memang tidak turun ke laut.

Kalau pun ada ikan basah tersedia di pasar-pasar merupakan hasil tangkapan Kamis (24/12/2020), dijual pedagang dengan harga tinggi dari hari biasanya.

Persediakan ikan basah akan normal kembali pada Minggu (27/12), besok. Karena masyarakat nelayan Abdya, kembali turun ke laut, Sabtu sore malam.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved