Refleksi Tsunami dan Perdamaian Aceh

Tsunami Aceh dan Cerita SBY, dari Operasi Tanggap Darurat Hingga Berdamai dengan GAM

TSUNAMI Aceh dan perjanjian damai MoU Helsinki merupakan dua peristiwa besar yang tercatat dalam sejarah.

Penulis: Yocerizal | Editor: M Nur Pakar
Ist
Presiden Susilo Bambang Yudhono mencium salah seorang anak korban selamat tsunami di Lhokseumawe pada 27 Desember 2004 

SERAMBINEWS.COM, - TSUNAMI Aceh dan perjanjian damai MoU Helsinki merupakan dua peristiwa besar yang tercatat dalam sejarah.

Keduanya saling berkaitan dan tak bisa dilepaskan dari peran Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menjabat presiden kala itu.

Bagi masyarakat Aceh, SBY memang spesial.

Saat tsunami menerjang Aceh 26 Desember 2004, SBY sedang berada di Papua.

Dia memutuskan terbang langsung ke Aceh, menolak saran agar kembali ke Jakarta.

SBY tiba di Aceh dua hari kemudian, tepatnya pada tanggal 28 Desember 2004.

Dia turun langsung melihat keadaan masyarakat, melihat kondisi Aceh yang hancur pora-poranda.

Berkat SBY, saat itu dibentuk Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Aceh untuk mempercepat pemulihan dan pembangunan masyarakat Aceh pascabencana.

Peran SBY lainnya yang juga bakal selalu dikenang masyarakat Aceh adalah terwujudnya perdamaian antara Pemerintah Republik Indonesia dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM).

Melalui penandatanganan MoU Helsinki di Finlandia, pada 15 Agustus 2005 atau delapan bulan sejak tsunami menerjang Aceh.

Kenangan SBY menanganani tsunami dan perdamaian Aceh ini pernah dituangkan SBY dalam sebuah tulisan di akun Facebooknya pada 26 Desember 2014 lalu.

Meski telah berselang enam tahun, tulisan itu masih menarik dan relevan dibaca, untuk mengetahui apa yang ada dipikiran SBY saat bencana itu terjadi.

Berikut isu tulisan SBY:

DARI DUKA KITA BANGKIT

10 Tahun Tsunami Aceh dan Nias

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved