Sosok Tokoh

Mantan Wagub Aceh Muhammad Nazar Sebut Abu Sanusi Pejuang Berakhlak dan Ideologis

"Beliau (Abu Sanusi) termasuk generasi GAM pertama di Aceh yang tak pernah surut dengan keyakinannya untuk keadilan Aceh."

Penulis: Fikar W Eda | Editor: Nasir Nurdin
For Serambinews.com
Foto dokumen berbagai elemen masyarakat melayat ke kediaman almarhum Tgk Sanusi bin Muhammad (Abu Sanusi) yang meninggal dunia Selasa (29/12/2020) pagi sekitar pukul 07.15 WIB, di Gampong Kruet Lintang, Kecamatan Peureulak Timur, Aceh Timur. 

"Beliau (Abu Sanusi) termasuk generasi GAM pertama di Aceh yang tak pernah surut dengan keyakinannya untuk keadilan Aceh."

Laporan Fikar W.Eda | Jakarta

SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Mantan Wagub Aceh Muhammad Nazar melihat mantan tokoh GAM yang pernah menjadi PangLima TNA Wilayah Peureulak,  Abu Sanusi, sebagai sosok  pejuang yang berakhlak, ikhlas, tidak arogan, penyayang, dan sangat taat. 

Abu Sanusi meninggal dunia, Selasa (29/12/2020) di Aceh Timur. Abu Sanusi anak ulama dan cucu ulama, tentu juga cucu dari pejuang-pejuang Aceh di masa lalu. 

"Beliau sangat konsisten dan ideologis, bukan berjuang karena ikut-ikutan. Maka beliau termasuk generasi GAM pertama di Aceh yang tak pernah surut dengan keyakinannya untuk keadilan Aceh. Saya sangat terkesan ketika bertemu beliau dulu dalam rapat besar GAM di Nisam Aceh Utara," ujar Nazar di Jakarta, Selasa (29/12/2020) malam. 

Baca juga: Gaji PNS dan Tunjangan Bakal Naik Tahun 2021, Pegawai Terendah Minimal Dapat Rp 9 Juta

Ia ingat pada 2002 itu, ketika pemilihan dan pergantian Panglima TNA baru menggantikan Abdullah Syafi’i. Waktu itu semua sepakat secara aklamasi memilih Muzakkir Manaf. 

Menurut Nazar, SIRA tentunya ikut terlibat meskipun SIRA secara struktural bukan bagian dari GAM. Tetapi pergerakan SIRA (Sentra Informasi Referendum Aceh) seperti diketahui umum dan internasionl telah melahirkan gerakan sosial politik dan perjuangan rakyat sehingga Aceh yang sedang berkonflik memiliki nilai tawar karena rakyat sipil telah ikut berjuang secara kolektif dan masif.

Baca juga: Diangkat melalui Rekrutmen PPPK, BKN Tak Lagi Terima Guru dengan Status PNS

Baca juga: Ledakan Ranjau Boko Haram Tewaskan 11 Pasukan Keamanan Nigeria

"Berbeda ceritanya ketika terjadi gerakan GAM yang sporadis sebelum SIRA dilahirkan oleh lebih 100 lembaga sipil," ujar Muhammad Nazar.

Meninggalnya Abu Sanusi Muhammad mantan Panglima TNA Wilayah Peureulak mendapat perhatian dari banyak kalangan masyarakat. Terutama tokoh-tokoh yang pernah ikut berjuang bukan hanya dari lembaga GAM tetapi SIRA, yang dulu dikenal sangat dekat dengan GAM dan para panglima TNA seluruh Aceh. 

Muhammad Nazar,  dikenal dengan panggilan wagub senior dan Nazar SIRA, termasuk yang paling dekat dan sering berkomunikasi dengan Abu Sanusi selama perjalanan konflik Aceh. Tidak terkecuali selama menjadi wagub Aceh yang mendampingi Irwandi Yusuf pada pemilu langsung pertama Desember 2006. 

Nazar mengatakan, Abu Sanusi adalah satu tim inti Irwandi-Nazar.  “Kita  merasa kehilangan, berduka dan tentu berdoa khusus kepada almarhum semoga dalam ridha Allah hingga yaumil akhirat. Serta keluarga yang ditinggalkan juga tabah menghadapi cobaan yang wajib diterima ini, karena setiap yang bernyawa akan meninggal,” ungkap Nazar.

Baca juga: 7 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka Akibat Gempa Magnitudo 6,4 Guncang Kroasia

Paska perdamaian Aceh, Nazar semakin rutin bertemu dengan Abu Sanusi karena kepentingan sama-sama harus mengisi perdamaian.  Pada Pilkada 2006, Abu Sanusi mendukung Nazar bersama Irwandi Yusuf.

Dalam konvensi GAM "bansigom donya" pada 2006, dan SIRA termasuk berhak memberikan suara dalam konvensi pemilihan bakal calon gubernur dan cawagub dari GAM dan SIRA dimenangkan telak oleh Tgk. Nashiruddin bin Ahmed dan Muhammad Nazar.

Lalu beberapa jam kemudian Tgk. Nashiruddin menyatakan mundur sehingga situasi internal GAM dan SIRA menjadi tegang. Akhirnya Dewan Presidium SIRA yang dipimpin Muhammad Nazar mengambil langkah strategis lain dengan melibatkan tokoh-tokoh GAM secara terbatas yang mendukung Nazar.

Lewat perdebatan panjang akhirnya SIRA berhasil melakukan manuver cepat dengan menjagokan beberapa nama lain untuk menggantikan Tgk. Nashiruddin bin Ahmed. Dan mayoritas anggota Presidium SIRA ketika itu memilih Irwandi Yusuf serta sebagian kecil memilih M. Nur Djuli dan Nurdin AR.

Baca juga: Dijerat Pasal Pornografi, Akankah Gisel Bernasib Seperti Video Panas Ariel?

"Waktu itu jika Irwandi Yusuf tidak mau juga menjadi bakal calon gubernur maka Nazar yang akan dijadikan bakal calon gubernur dengan mencari calon wakil yang lain," ujar Nazar mengenang.

Dalam proses prakondisi persiapan bakal calon gubernur wagub untuk Pilkada 2006 itu hingga kampanye pemenangan, Abu Sanusi adalah salah satu panglima TNA yang paling mendukung Irwandi Nazar. (*)

 

BalasTeruskan

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved