Bukan Drone Laut Tapi Seaglider, Mampu Menembus Kedalaman Air 2.000 Meter, Kecepatan 1.000 Knot
Dari pemeriksaan sementara, seaglider ini mempunyai kerangka dua sayap masing-masing berukuran 50 sentimeter.
Sedangkan, daya energi seaglider ini adalah oli yang umumnya diisi dari reservoir.
Ketika beroperasi, seaglider ini juga bisa merekam suhu salinitas hingga 12 jam.
Ketika muncul ke permukaan air, seaglider dapat mengirim data langsung ke satelit.
"Dia akan naik dan kirim data melalui satelit," terang Yudo.
Adapun seaglider tersebut saat ini tengah diteliti Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI Angkatan Laut (Pushidrosal) di Jakarta.
Yudo menjelaskan, seaglider tersebut ditemukan seorang nelayan yang tengah memancing sekitar pukul 07.00 WITA pada 26 Desember 2020.
Setelah menemukan benda itu, nelayan tersebut kemudian melaporkan ke petugas Babinsa dan kemudian diboyong ke Koramil setempat.
Saat ini, kata Yudo, benda tersebut saat ini sudah berada di Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI Angkatan Laut (Pushidrosal) untuk diteliti lebih lanjut.
Dari pemeriksaan sementara, Yudo memastikan, bahwa tidak ada ciri-ciri tulisan yang menjadi penanda negara pembuat.
"Tidak ditemukan ciri-ciri tulisan negara pembuat," kata dia.
"Jadi tidak ada tulisan apa pun di sini. Kami tidak rekayasa, bahwa yang kami temukan seperti itu masih persis seperti yang ditemukan nelayan tersebut kita bawa ke sini (Jakarta)," kata KSAL.

Sebelumnya, seorang nelayan di Kabupaten Kepulauan Selayar Selatan, Sulawesi Selatan, menemukan sebuah benda yang dicurigai sebuah drone laut.
Temuan ini kemudian membuat heboh diperbincangkan di media sosial.
Diberitakan sebelumnya seorang nelayan di Kabupaten Selayar, Sulawesi Selatan bernama Saehuddin, warga Desa Majapahit, menemukan benda mirip rudal saat melaut di Perairan Pulau Bonerate Kecamatan Pasimaranu, Sabtu (26/12/2020) sekitar pukul 16.00 Wita.
Kata Saehuddin, awalnya ia melihat sebuah benda terapung di tengah laut.