Internasional
Pemberontakan Dari Dalam Ruang Oval, Donald Trump Tetap Bersikeras Menangkan Pemilihan
Upaya tak henti-hentinya Presiden AS Donald Trump untuk membalikkan hasil pemilu telah menjadi ujian paling serius bagi demokrasi Amerika.
Kesetiaan Trump terhadap konsep demokrasi Amerika telah lama diperdebatkan.
Dia telah menyatakan kekagumannya kepada orang-orang kuat seperti Putin, Orban, Presiden Xi Jinping dari China, dan Presiden Recep Tayyip Erdogan dari Turki.
Dia menunjukkan kecemburuan atas kemampuan mereka untuk bertindak tegas tanpa pengawasan dari pemerintah yang demokratis.
Trump telah menegaskan di berbagai poin bahwa:
"Konstitusi mengizinkan saya untuk melakukan apa pun yang saya inginkan."
Dia berusaha mengubah lembaga pemerintah menjadi instrumen kekuatan politik, menekan Departemen Kehakiman untuk menuntut musuh-musuhnya.
Sebaliknya, bersikap lunak pada teman-temannya.
Baca juga: Proud Boys, Pendukung Trump Siap Demonstrasi 6 Januari 2021, Cegah Kemenangan Biden
Dia telah menggunakan perintah eksekutif secara ekspansif yang kadang-kadang diputuskan oleh pengadilan terlalu jauh.
Dia dimakzulkan oleh DPR pada 2019 karena penyalahgunaan kekuasaan, menekan Ukraina untuk membantunya menodai reputasi Biden dan kemudian dibebaskan oleh Senat tahun lalu.
Apa yang bisa dia coba lakukan untuk menghentikannya masih belum jelas.
Karena Trump sepertinya kehabisan pilihan.
Namun dia belum mau mengakui kenyataan.(*)