Berita Pidie

Ekses Banjir, BPBD Pidie Usulkan Penguatan Tebing Sungai di Gajah Aye Senilai Rp 1,2 M

Langkah ini sebagai upaya salah satunya mencegah bencana banjir sering melanda sebagian wilayah Kota Sigli, Kecamatan Pidie hingga Indra Jaya.

Penulis: Nur Nihayati | Editor: Nur Nihayati
SERAMBINEWS.COM/NUR NIHAYATI
Ir Dewan Ansari, Kepala BPBD Pidie 

Banjir terjadi terjadi pada, Senin (14/12/2020) sekira pukul 03.00 WIB, dini hari, akibat meluapnya Krueng Baro yang membentang dari Tangse hingga ke Sigli.

Banjir merendam puluhan desa di sepanjang aliran sungai Krueng Baro, mulai dari Mila, Indrajaya, Delima, hingga Kecamatan Pidie, dan Kota Sigli.

Selain Dayah Tutong yang masih terendam banjir, empat gampong di Kecamatan Pidie juga sempat dilintasi banjir, yakni Lhok Keutapang, Paloh, Gampong Barat, dan Gajah Aye.

"Banjir yang menggenangi rumah warga di empat gampong itu hanya beberapa menit saat terjadi luapan air Krueng Baro. Air luapan itu sempat masuk ke rumah warga, saat ini telah surut," kata Camat Pidie, Miswar SSos MM, kepada Serambinews.com, Senin (14/12/2020).

Warga berdiri di dalam genangan air di halaman rumah warga di Gampong Dayah Muara Garot, Kecamatan Indrajaya, Pidie, Senin (14/12/2020)

Menurutnya, dari jumlah gampong yang berdampak banjir luapan, hanya Gampong Dayah Tutong yang lebih parah digenangi banjir.

Warga di gampong itu telah memasang satu tenda untuk memasak, karena sebagian pemilik rumah tidak bisa memasak.

Sebut Miswar, banjir luapan belum surut akibat saluran pembuang kecil.

Sehingga harus diturunkan mobil pemadam kebakaran untuk menyedot air.

"Pukul 10.00 WIB, mobil pemadam telah bekerja menyedot air sehingga air yang menggenangi Gampong Dayah Tutong telah surut," jelasnya.

Sementara itu, sejumlah warga Gampong Aree, Kecamatan Delima juga mengabarkan banjir merendam sejumlah desa di kemukiman padat penduduk tersebut.

“Di beberapa titik ketinggian air mencapai 1 meter. Seingat kami ini seperti kejadian tahun 1976 lalu. Ada laporan beberapa rumah di Meunasah Keureumbok masih terendam,” kata Aisyaturradhiah M Nur, pengurus Yayasan Ummi Gampong Aree, dalam pesan WhatsApp kepada Serambinews.com, Senin (14/12/2020).

Catatan Serambinews.com, daerah di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Krueng Baro, pernah beberapa kali dilanda banjir besar.

Krueng Baro yang merupakan sub dari DAS Krueng Beungga yang berada di hulu, pernah mengalami empat kali banjir bandang, yaitu pada tahun 1976, 1990, 2011, dan terakhir di tahun 2016.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved