Berita Aceh Timur

Terendam Banjir, 4 Hektar Ubi Kayu Membusuk, Petani Alami Kerugian Puluhan Juta

"Padahal ubi kayu ini sudah memasuki masa panen sejak kita tanam tahun 2019 lalu.  Kerugian kita mencapai puluhan juta

Penulis: Seni Hendri | Editor: Nur Nihayati
Dok Keuchik Titi Baro
Ubi sisa terdampak banjir dipanen oleh petani di Desa Titi Baro, Kecamatan Idi Rayeuk, Aceh Timur, Rabu (6/1/2021). Dok Keuchik Titi Baro 

"Padahal ubi kayu ini sudah memasuki masa panen sejak kita tanam tahun 2019 lalu.  Kerugian kita mencapai puluhan juta

Laporan Seni Hendri l Aceh Timur

SERAMBINEWS.COM, IDI - Sedikitnya 4 dari 10 hektar tanaman ubi kayu milik kelompok tani Karya Mandiri di Desa Titi Baro, Kecamatan Idi Rayeuk, Aceh Timur, gagal panen.

Gagal panen karena ubi kayu busuk akibat terendam banjir awal Desember 2020 lalu.

Hal itu disampaikan oleh M Adam SH, selaku Keuchik Desa Titi Baro, Kecamatan Idi Rayeuk, Aceh Timur.

"Padahal ubi kayu ini sudah memasuki masa panen sejak kita tanam tahun 2019 lalu.  Kerugian kita mencapai puluhan juta," ungkap M Adam.

Dari luas tanam ubi seluas 10 hektar, 4 hektar tanaman ubi kayu busuk dan gagal dipanen karena sempat terendam banjir beberapa hari.

Baca juga: 112 Pejabat dan Staf BPBA Jalani Rapid Antigen, Hasilnya Semua Negatif

Baca juga: Kalina Oktarani Positif Covid-19, Awalnya Sempat Didiagnosa Tipes

Baca juga: VIDEO Sosok Chacha Sherly, Pedangdut yang Meninggal Akibat Kecelakaan Beruntun di Jalan Tol

Dari 4 hektar ini, jelas M Adam, kerugian petani mencapai puluhan juta rupiah.

Pasalnya, dalam satu rante perkiraan hasil panen ubi sebanyak 3 ton, dan dalam satu hektar diperkirakan panen 25 ton.

"Jadi dari empat hektar ini kerugian sekitar 100 ton atau sekitar Rp 95 juta.

Rencananya, ubi kayu yang dipanen ini akan dijual ke pabrik pengolahan tepung tapioka di Lhok Leumak, Kecamatan Idi Rayeuk, Aceh Timur, dengan harga Rp 950 per kg, tapi gagal, karena ubi busuk tidak bisa dipanen, dan tidak laku dijual," jelasnya.

Karena gagal panen dan petani mengalami kerugian, M Adam, berharap adanya perhatian pemerintah dan dinas terkait untuk mensurvei ke lapangan dan membantu modal usaha bagi petani agar dapat melanjutkan usahanya untuk bercocok tanam kembali. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved