Tanggul Jebol
Dinding Beton Pengaman Tebing Sungai Tamiang di Rantaupakam Patah
Ada dua atau tiga kali kena hantam banjir, kejadiannya persis ketika dikunjungi oleh Gubernur, Kapolda, Pangdam dan Kajati Aceh
Penulis: Rahmad Wiguna | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Rahmad Wiguna I Aceh Tamiang
SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG - Sheet pile atau dinding beton pengaman tebing sungai Tamiang di Rantaupakam, Kecamatan Rantau, Aceh Tamiang patah sehingga potensi banjir kembali mengancam warga sekitar.
Kepala Pelaksana BPBD Aceh Tamiang, Syahri menilai kerusakan sheet pile yang baru dikerjakan satu tahun lalu itu tergolong parah.
“Kita lihat parah, karena sepertinya terjadi pergerakan (pondasi) sehingga patah dan bengkok,” kata Syahri, Senin (11/1/2021).
Syahri mengungkapkan kerusakan ini disebabkan faktor alam, persisnya bencana banjir besar pada Mei 2019.
Debit air yang meluap ke pemukiman warga ketika itu bahkan sempat ditinjau serempak oleh seluruh unsur Forkopimda Aceh.
Baca juga: Kisah Saksi Mata saat Sriwijaya Air 182 Jatuh ke Laut, Ombak Naik: Kami Lagi di Tengah Laut
Baca juga: Yakinkan Masyarakat, Bupati Sarkawi Menjadi Penumpang Perdana Susi Air Banda Aceh - Rembele
“Ada dua atau tiga kali kena hantam banjir, kejadiannya persis ketika dikunjungi oleh Gubernur, Kapolda, Pangdam dan Kajati Aceh,” terangnya.
Syahri berharap kerusakan ini segera diperbaiki karena dikhawatirkan kerusakan itu memburuk dan dinding beton tersebut ambles ke sungai.
Dia khawatir bila tidak dilakukan penanganan cepat, curah hujan yang kembli tinggi dalam sepekan terkahir mengalir ke pemukiman.
“Jadi itu ada putaran air, sejauh ini tidak jatuh karena masih ada pengikatnya,” ungkapnya.
Diketahui sheet pile ini dibangun pada 2019 yang bersumber dari dana otonomi khusus sebesar Rp 1.925.000.000.
Keberadaan sheet pile ini belum sepenuhnya mampu menahan air sungai di musim hujan, sehingga masyarakat yang berdomisili di Rantaupakam masih selalu terdampak banjir.
Kondisi ini diperparah jebolnya tanggul buatan yang berada persis di ujung sheet pile.
BPBD bersama Forkopimcam Bendahara sejauh ini secara swadaya telah mencoba memperbaiki tanggul tersebut, namun karena banyaknya titik yang rusak, upaya ini belum maksimal.
“Harapan kita sebelum musim penghujam datang, seluruh kerusakan ini sudah bisa diatasi,” kata Syahri.(*)
