Pesawat Jatuh

Kisah Saksi Mata saat Sriwijaya Air 182 Jatuh ke Laut, Ombak Naik: Kami Lagi di Tengah Laut

Menurut Hendrik, saat ini ia sedang berada diatas kapal nelayan bersama dua ABK kapal pencari rajungan.

Editor: Nur Nihayati
www.serambitv.com
TNI AL mengerahkan sejumlah kapal perang Republik Indonesia (KRI) dan personel Komando Pasukan Katak untuk membantu pencarian pesawat Sriwijaya Air. 

Menurut Hendrik, saat ini ia sedang berada diatas kapal nelayan bersama dua ABK kapal pencari rajungan.

SERAMBINEWS.COM - Pesawat Sriwijaya Air tujuan Jakarta - Pontianak jatuh di Kepulauan Seribu.

Tiga orang nelayan yang tengah mencari ikan di laut menjadi saksi mata jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182.

Nelayan yang tengah melaut itu tak menyangka jika benda yang jatuh dari langit ke laut itu merupakan tubuh pesawat yang membawa puluhan penumpang.

Hal itu diceritakan Hendrik Mulyadi salah seorang nelayan di sekitar Kepulauan Seribu.

Menurut Hendrik, saat ini ia sedang berada diatas kapal nelayan bersama dua ABK kapal pencari rajungan.

Posisi kapal nelayan mereka berada di sekitar perairan Pulau Lancang-Pulau Laki, Kepulauan Seribu pada Sabtu (9/1/2020) saat pesawat Sriwijaya Air SJ 182 mengalami kecelakaan.

Baca juga: Nadya Mustika Rahayu Hamil, Rizki DAcademy Sibuk Bangun Yayasan Kemanusiaan

Baca juga: Rusak, Bus Sekolah Tak Beroperasi, Sebagian Pelajar di Tapaktuan tak Masuk, Ada yang Naik Pikap

Baca juga: Ini 16 Pejabat Eselon II Pemerintah Aceh yang Dilantik oleh Sekda Serta Harapan Gubernur

Saat sedang berusaha mengambil tangkapannya di laut, mereka melihat bayangan menyerupai kilat disertai dentuman keras.

Bahkan, kata dia, ombak air laut langsung naik sesaat ia melihat hal tersebut.

"Saat itu hujan cukup besar (kemungkinan berkabut), dan kami bertiga di tengah laut sedang konsentrasi mengambil bubu (alat penangkap rajungan), tiba-tiba ada seperti kilat ke arah air disusul dentuman keras, puing berterbangan sama air (ombaknya) tinggi sekali, untung kapal saya enggak apa-apa," kata pria 30 tahun itu dalam perbincangannya dengan Antara di lokasi melansir Tribunnews.com.

Saat itu, ia dan dua temannya sempat mengira benda tersebut merupakan bom yang jatuh dan meledak di laut.

Hendrik juga mengaku sesaat sebelum kejadian tidak terdengar suara mesin pesawat sebelum dentuman keras, serta tidak terlihat kobaran api membubung sesaat setelah dentuman keras.

"Suara mesin gak ada. Terus saat kejadian gak kelihatan ada api, hanya asap putih, puing-puing yang berterbangan, air yang berombak besar, dan ada aroma seperti bahan bakar," katanya.

Meski tidak mengalami cedera dan kapalnya tidak mengalami kerusakan, Hendrik mengaku masih terguncang, hingga tidak enak makan dan tidur sampai tak sanggup bekerja mencari rajungan seperti sedia kala.

Temuan Puing dan Korban

Sumber: Tribun Bogor
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved