Berita Banda Aceh

Rumah Subsidi Masih Jadi Primadona, Harga Belum Ada Kenaikan, Masih Berkisar Rp 150 Jutaan

Rumah berubsidi pemerintah tetap berlanjut pada 2021 ini, bahkan harga tidak mengalami kenaikan.

Penulis: M Nur Pakar | Editor: M Nur Pakar
Foto: Dok Apersi Aceh
Rumah bersubsidi pemerintah di kawasan Cot Puklat dan Lamsiem, Kecamatan Kuta Baro, Aceh Besar. Foto direkam pada Maret 2020. 

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Rumah berubsidi pemerintah tetap berlanjut pada 2021 ini, bahkan harga tidak mengalami kenaikan.

Ketua Apersi Aceh, Afwal Winardy ST MT, Rabu (13/1/2021) mengatakan permintaan rumah bersubsidi kembali bergairah pada awal tahun ini.

Dia mengakui rumah bersubsidi masih menjadi kebutuhan masyarakat Aceh, bahkan permintaan sudah mulai meningkat,

Afwal mengatakan, permintaan ini berdasarkan laporan pengembang dibawah Apersi yang membangun perumahan di seluruh kabupaten di Aceh.

"Kami melihat pasar ini cukup bagus, karena hampir semua kabupaten/kota banyak pegawai negeri sipil baru lulus ujian," sebutnya.

Dikatakan, para PNS baru itu diwajibkan tinggal dimana tempat bekerja dan tidak boleh minta pindah ke daerah lain.

Baca juga: Tahun Ini, Pemkab Bireuen Bangun Rumah Korban Kebakaran dan Longsor Tahun 2020, Ini Jumlah & Proses

"Kami dewan pengurus Apersi Aceh juga berharap pengembang terus bisa memproduksi rumah," jelasnya.

Dikatakan, rencana pembangunan dari data yang masuk pada 2021 sebesar 2000 unit.

Dia menilai, jumlah itu pastinya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah.

Apalagi, katanya, pemerintah akan memberikan stimulus, baik kepada pengembang maupun masyarakat agar perekonomian tetap tumbuh.

Afwal menjelaskan masih tingginnya angka backlog perumahan khususnya di Aceh dengan luas wilayah 56770,81 km2 tersebar di 23 kabupaten kota di Aceh.

Sedangkan jumlah penduduk Aceh sebanyak 4.7 juta jiwa lebih.

Terdiri dari 2.397,2 ribu jiwa laki-laki dan 2.394,7 ribu jiwa perempuan, berdasarkan data Badan Statistik 2014.

Dia menjelaskan pertumbuhan rumah tangga baru diperkirakan akan mencapai 1,137,299 rumah tangga, berdasarkan Aceh Dalam Angka 2018.

Afwal mengatakan Apersi Aceh telah menyampaikan ke dewan pengurus pusat.

Agar program pemerintah dalam merumahkan rakyat, terutama masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) menjadi prioritas.

Baca juga: Akses ke Sekolah Tergenang Banjir, Murid Tamiang Hulu Belajar di Rumah

Ditambahkan, pengembang juga tidak akan terbatas ketersediaan kuota yang menjadi problem selama ini.

Sehingga produksi rumah berkelanjutan agar lapangan pekerjaan terbuka luas dan ekonomi kembali menjadi bergairah, sebutnya.

Apalagi, katanya, harga rumah bersubsidi yang ditetapkan pemerintah pusat untuk Provinsi masih tetap Rp 150,5 juta/unit.

Dikatakan, harga rumah subsidi masa sama seperti tahun 2020 lalu, karena belum ada ketetapan baru dari pemerintah pusat.

Dia mengakui, selama masa pandemi Covid-19, pemberlakukan PSPB dimana Bekerja dari rumah atau work from home (WFH) akan kembali untuk menekan penyebaran virus.

Baca juga: Tanah Bergerak Gampong Lamkleng, Dua KK Telah Mengungsi

Sebelumnya, Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Airlangga Hartarto mengumumkan pembatasan kegiatan di beberapa wilayah di Indonesia dari 11 sampai 25 Januari 2021.

Airlangga mengatakan pembatasan ini bukanlah pelarangan.

"Pemerintah membuat kriteria terkait pembatasan kegiatan masyarakat dan ini sesuai UU yang telah dilengkapi PP 21/2020 di mana mekanisme pembatasan tersebut," ujar Airlangga.

"Pembatasan ini kami tegaskan bukan pelarangan," kata Airlangga dalam jumpa pers pada Rabu (6/1/2021).

APERSI Pusat berdasarkan data dari Direktorat Jendral Pembiayaan Infrastruktur PUPERA, ketersedian pasokan rumah yang siap akad menurut data Sikumbang per 7 januari 2021 sebanyak 227.183 unit,

Sedangkan target penyaluran KPR bersubsidi dan BP2BT tahun 2021 sebesar 212.066 unit.

Sehingga pemenuhan KPR bersubsidi dan BP2BT tahun 2021.

Melihat skala nasional kebutuhan akan rumah cukup besar karena pasar properti disegmen menenggah kebawah masih banyak diminati oleh masyarakat termasuk propinsi Aceh.

Terutama rumah type 36 m2 atau minimal type 21 m2.

Afwal berharap pangsa pasar perumahan ini juga bakal terus tumbuh seiring ada stimulus dalam PEN (pemulihan Ekonomi Nasional).(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved