Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Raji'un - Kabar Duka dari Ulama, Habib Ali bin Abdurrahman Assegaf Wafat

Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Raji'un ........ Kabar duka kembali datang dari kalangan ulama Tanah Air.

Penulis: Faisal Zamzami | Editor: Faisal Zamzami
Kolase Serambinews.com/ Twitter @TMCPoldaMetro Jaya/ Twitter @Husen_Jafar
Tito Karnavian mencium kening Ulama Habib Ali bin Abdurrahman Assegaf 

SERAMBINEWS.COM - Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Raji'un ........ Kabar duka kembali datang dari kalangan ulama Tanah Air.

Hanya sehari berselang wafatnya Syekh Ali Jaber, seorang tokoh agama terkenal di Indonesia lainnya, Habib Ali bin Abdurrahman Assegaf dikabarkan meninggal dunia.

 Ulama Kharismatik Habib Ali bin Abdurrahman Assegaf meninggal dunia hari ini, Jumat sore, 15 Januari 2021.

Informasi dihimpun, sebelum wafat, Habib Ali memang sudah lama menderita sakit.

Ulama besar yang juga guru Habib Rizieq Shihab ini sehari-hari sudah harus menggunakan kursi roda.

Kabar wafatnya Habib Ali bin Abdurrahman Assegaf juga disampaikan oleh Ustaz Yusuf Mansur lewat akun Instagram.

"Yaa Allah Yaa Rabb.. Habib Ali bin Abdurrahman Assegaf, wafat. Innaa lillaah... Yaa Allah. Yaa Allah. Yaa Allah..." tulis Ustaz Yusuf Mansur.

Menurut informasi, Habib Ali Bin Abdurrahman Assegaf dikabarkan meninggal dunia di rumah sakit holistik Purwakarta, Jumat (15/1/2020). 

Selain Ustaz Yusuf Mansur, kabar tentang meninggalnya Habib Ali juga dikicaukan oleh penceramah muda, Husein Ja’far Hadar lewat akun Twitter-nya, @Husen_Jafar.

“Lg bikin video mengambil pelajaran dari alm. Syekh Ali Jaber, dapat kabar Habib Ali bin Abdurrahman Assegaf wafat".

"Ulama demi ulama terus meninggalkan kita. Sungguh ini musibah yg sejati".

"Ya Rabb! Jangan biarkan kami kesepian dari para kekasih-Mu di negeri ini.”

Ali bin Abdurrahman Assegaf, akan dimakamkan di daerah Bogor pada Sabtu (16/1). 

Melansir CNN, Wakil Sekretaris Jenderal Persaudaraan Alumni 212 Novel Bamukmin mengatakan Ali akan dimakamkan di Pondok Pesantren Al-Busyro di Citayam, Bogor.

Novel menyampaikan jenazah Ali akan terlebih dahulu disalatkan. Jemaah di Ponpes Al-Busyro akan menyalati Ali setelah gelaran salat zuhur.

Novel mengaku sebagai salah satu muridnya.

Menurutnya, Ali adalah sosok guru yang tidak lagi memikirkan dirinya sendiri.

"Beliau lahir tahun 1945. Sudah sering sakit-sakitan dan menahun, tapi beliau tidak berhenti berdakwah dalam sakitnya," ucapnya.

Sosok Habib Ali bin Abdurahman Assegaf 

Habib Ali bin Abdurahman  Assegaf adalah  anak   kedua   dari pasangan Habib Abdurrahman bin Ahmad  Assegaf (Sayyidul Walid) dan  Hj. Barkah  binti Ahmad  Fusyani.

Lahir pada tahun  1945 di Bukit Duri, Jakarta.

Dikutip Serambinews.com dari Jaringansantri.com, Habib Ali adalah tokoh ulama kharismatik yang disegani di Jakarta.

Kiprahnya melanjutkan  perjuangan dakwah  Sayidul Walid  sebagai  ulama  sentral  yang menjadi  rujukan para  ulama dan habaib.

Habib Ali memiliki  majlisnya di Yayasan  Al-Afaf di Bukit Duri, Jakarta  menjadi  pusat  ilmu yang selalu di datangi  oleh ulama besar dari berbagai  penjuru dunia.

Habib  Ali adalah pribadi yang  hangat,   ramah,   dan  mudah akrab  dengan   siapapun.

Ayahnya  adalah tokoh yang menyandang nama  besar  sebagai  paku  bumi, tokoh dakwah  yang disegani  dan  pecinta  ilmu yaitu kakeknya,  Sayyidil  Walid Habib  Abdurrahman bin  Ahmad   Assegaf.  

Habib   Ali  menikah   dengan  Syarifah  Tuffahah  binti Abdullah  Al Haddad dan  memiliki  tujuh  orang  anak;  Syarifah  Zahro,  Habib  Ahmad   pimpinan    Majlis   Annurul   Kasysyaf,   Habib   Muhammad,  Syarifah Zainab, Habib Alwi, Syarifah Aisyah, dan Habib Toha.

Habib  Ali bin Abdurahman Assegaf memulai pendidikannya di bawah bimbingan  Sang  Ayah, Habib  Abdurrahman bin Ahmad  Assegaf, di Madrasah Tsaqafah  Islamiyah,  Bukit  Duri.

Kemudian sebagaimana  pesan  Sang  Ayah, Habib   Muhammad  belajar   ke  berbagai   ulama  besar   di  zamannya,  guru- gurunya   dari  kalangan  Habaib   adalah  Habib  Asad  bin  Syahab   (wartawan Arab), Habib  Ali bin Husein  Al-Athos, Habib  Ali bin Abdurahman Al-Habsyi, Habib  Salim  bin  Ahmad   bin  Jindan. 

Adapun   guru-gurunya  dari  kalangan ulama  ahwal  adalah  Muallim  Ahmad  Junaedi  Mentang  Atas, RKH. Abdullah bin Nuh Bogor dan banyak  lainnya.

Sebelum  Habib Ali bin Abdurrahman Assegaf tinggal di Bukit Duri dan mendirikan  Majlis Ta’lim  Al-Afaf, beliau  sebenarnya tinggal  di Menteng  Atas dan   mendirikan   Madrasah   Assaqafah  di  sana   untuk  jenjang   TK dan   SD.

Namun,  kemudian Sayyidil Walid memberikan isyarat  agar  Habib  Ali pindah rumah  ke Bukit Duri, dan mendirikan  Majlis Ta’lim di sana,  di sana  nanti akan dikunjungi  oleh ulama-ulama besar  dari berbagai  penjuru  dunia. 

Nama  Majlis Ta’lim Al-Afaf kemudian beliau dapatkan dari pemberian gurunya  yaitu RKH. Abdullah bin Nuh. Benarlah apa yang diisyaratkan  oleh Sayyidul Walid, seiring berjalannya waktu,  sudah  banyak  ulama besar  dari  berbagai   penjuru  dunia yang singgah di Majlis Ta’lim Al-Afaf.

Majlis Ta’lim Al-Afaf sendiri  memiliki banyak  jadwal pengajian, mulai dari  pengajian  awam,   pengajian  khusus,  dan   pengajian  para   ulama  besar Jakarta.

Mulai dari  kitab  kecil seperti  At-Tahdzib  Dalil Matan  Taqrib  sampai kitab besar  sekelas kitab Ithaf  Sadatil  Muttaqin  syarah  Ihya Ulumuddin  Imam Al-Ghazali. (Serambinews.com/ Faisal Zamzami)

Baca juga: KPw BI Lhokseumawe Bantu Sejumlah Fasilitas Objek Wisata Bur Telege

Baca juga: Tanah Bergerak di Kuta Cot Glie Tetap Turun Meski tak Hujan, Sudah 140 Cm Dalamnya

Baca juga: Nagan Raya Catat Penambahan Satu Pasien Baru Positif Corona

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved