Internasional
China Klaim Virus Corona Ditemukan di Es Krim
Pemerintah China melaporkan telah menemukan virus Corona di es krim yang diproduksi di timur negaranya. Hal itu mendorong penarikan kembali produk
SERAMBINEWS.COM, BEIJING - Pemerintah China melaporkan telah menemukan virus Corona di es krim yang diproduksi di timur negaranya.
Hal itu mendorong penarikan kembali produk dari pasaran.
Daqiaodao Food Co., Ltd. di Tianjin, yang berdekatan dengan Beijing, disegel.
Bahkan, karyawannya sedang diuji untuk virus Corona, kata pemerintah kota.
Dilansir The Telegraph, Senin (18/1/2021), tidak ada indikasi orang yang tertular virus dari es krim.
Baca juga: AS Tuding Staf Laboratorium Wuhan Sebagai Korban Pertama Virus Corona
Sebagian besar dari 29.000 karton belum dijual, tetapi 390 bungkusan telah dijual di Tianjin.
Saat ini, petugas sedang melacak dan pihak berwenang di tempat lain diberitahu tentang penjualan di daerah mereka.
Bahan-bahannya termasuk susu bubuk dari Selandia Baru dan bubuk whey dari Ukraina, kata pemerintah.
Pemerintah China mengklaim virus Corona yang pertama kali terdeteksi di pusat kota Wuhan pada akhir 2019, berasal dari luar negeri.
Bahkan, telah menyoroti penemuan virus Corona pada ikan impor dan makanan lainnya, meskipun para ilmuwan asing tidak percaya.
Baca juga: Tim WHO Tiba di Wuhan, Untuk Menyelidiki Sumber Asli Virus Corona
Pejabat China menyalahkan wabah pada produk makanan beku yang diimpor dari negara-negara termasuk AS, UE, Selandia Baru, Kanada, India, Jerman dan Ekuador.
Dan baru-baru ini, China menyalahkan infeksi dalam wabah cluster saat ini pada strain virus yang diimpor, diduga telah mencemari paket roti kukus .
Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan kasus virus hidup yang ditemukan di kemasan yang tampaknya langka dan terisolasi
Jejak virus mengindikasikan di permukaan, tapi bukan berarti bisa menyebabkan infeksi.
Laporan itu muncul ketika China mengonfirmasi 109 kasus Covid-19.
Baca juga: PBB Sebut Teroris Manfaatkan Pandemi Virus Corona Untuk Memicu Ekstremisme
Dua pertiga di antaranya di provinsi utara yang berbatasan dengan Beijing, dan tidak ada kematian.
Ada 72 kasus baru di provinsi Hebei, di mana pemerintah sedang membangun rumah sakit isolasi dengan total 9.500 kamar untuk memerangi peningkatan infeksi.
Komisi Kesehatan menyalahkan infeksi baru pada pelancong dan barang impor yang dikatakan membawa virus dari luar negeri.
Korban tewas di China mencapai 4.653 orang dari total 88.227 kasus.(*)