Breaking News

Internasional

PBB Sebut Teroris Manfaatkan Pandemi Virus Corona Untuk Memicu Ekstremisme

Kepala Anti-Terorisme PBB, Selasa (12/1/2021) memperingatkan teroris mengeksploitasi pandemi Covid-19. Untuk memperluas gerakan kelompok ekstremis be

Editor: M Nur Pakar
AP
Petugas keamanan Afghanistan membawa mayat seorang pria dari lokasi serangan bom di Kabul, Afghanistan pada 10 Januari 2021. 

SERAMBINEWS.COM, NEW YORK - Kepala Anti-Terorisme PBB, Selasa (12/1/2021) memperingatkan teroris mengeksploitasi pandemi Covid-19.

Untuk memperluas gerakan kelompok ekstremis bermotif rasial, etnis dan politik.

Vladimir Voronkov berbicara pada peringatan 20 tahun Dewan Keamanan PBB tentang resolusi untuk memerangi terorisme yang diadopsi setelah serangan 9/11 di Amerika Serikat.

Dilansir AP, hanya enam hari setelah serangan kekerasan di Capitol AS oleh massa pro-Trump.

Dia mengatakan selama dua dekade terakhir, ancaman terorisme terus berlanjut, berkembang dan menyebar.

Al-Qaeda, yang bertanggung jawab atas serangan 9/11 yang menewaskan hampir 3.000 orang dari 90 negara, masih terbukti tangguh meskipun kehilangan banyak pemimpin, kata Voronkov.

Kelompok ekstremis Negara Islam, yang kehilangan kekhalifahan yang dideklarasikan sendiri di Irak dan Suriah, masih melakukan serangan di kedua negara.

Baca juga: VIDEO - Pasukan Turki Hancurkan 6 Lokasi Persembunyian Teroris PKK Dihancurkan

Bahkan, katanya, berusaha menyusun kembali kemampuan operasi eksternal.

Voronkov, yang mengepalai Kantor Kontra-Terorisme PBB, mengatakan teroris berusaha mengeksploitasi krisis Covid-19.

Dia mengatakan mereka memanfaatkan puncak gelombang polarisasi dan ujaran kebencian yang diperkuat oleh pandemi.

Teroris dengan cepat beradaptasi untuk mengeksploitasi dunia maya dan teknologi baru.

Menghubungkan dengan tokoh kejahatan terorganisir dan menemukan kesenjangan regulasi, manusia dan teknis di negara-negara, katanya.

“Taktik mereka menarik bagi kelompok-kelompok baru di seluruh spektrum ideologis, termasuk kelompok ekstremis brutal yang bermotivasi rasial, etnis dan politik,” kata Voronkov.

Asisten Sekretaris Jenderal PBB Michele Coninsx menyebut adopsi Dewan Keamanan resolusi anti-terorisme disponsori AS pada 28 September 2001.

Dia mengakui komunitas internasional mengakui parahnya ancaman yang ditimbulkan oleh terorisme transnasional.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved