Habib Berpulang Saat Berzikir
Pimpinan Majelis Darul Mustafa-Condet Jakarta ini meninggal dunia di kediamannya di Gampong Pucok Alue Dua, Simpang Ulim, Kabupaten Aceh Timur
* UAS: Semoga Allah Mengampuni Saya
IDI - Hanya sebulan berselang sejak meninggalnya Tgk Haji Mustafa Ahmad atau Abu Paloh Gadeng pada Rabu pagi (17/12/2020), Aceh kembali harus kehilangan ulama besarnya, yaitu Al-Habib Muhammad bin Ahmad Al-Athas.
Pimpinan Majelis Darul Mustafa-Condet Jakarta ini meninggal dunia di kediamannya di Gampong Pucok Alue Dua, Simpang Ulim, Kabupaten Aceh Timur, pukul 00.02 WIB, Senin (18/1/2021). Habib Muhammad berpulang hanya berselang sehari sejak peresmian masjid yang ia dirikan, yakni Masjid Ba'alawi, Minggu (17/1/2021).
Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Raji'un. Kabar duka itu langsung beredar cepat di media sosial dan grup-grup WhatsApp pada dini hari kemarin. “Almarhum meninggal dunia Senin (18/1/2021) dini hari pukul 00.02 WIB, pada usia 83 tahun,” kata kerabat dekat almarhum, Said Saiful Al-Kadri, yang juga Ketua Panitia Masjid Ba’alawi, kepada Serambi, seusai pemakaman.
Said Saiful Al-Kadri mengatakan, almarhum Habib Muhammad meninggal tanpa sakit. Hanya saja, pada malam itu sekitar pukul 23.00 WIB, dokter yang mendampingi almarhum memanggil dirinya menginformasikan bahwa kandungan oksigen pada tubuh Habib semakin lama semakin berkurang.
Said menceritakan, sebelum meninggal, Habib meminta dibawakan ke kamar mandi untuk berwudhu. Di sela-sela berwudhu, menantu alrmahum, Habib Mukhsin menyampaikan sesuatu kepada Habib Muhammad. “Jika Abah ingin kembali kepada Allah SWT, kembalilah. Saya akan menjaga anak abah dan saya akan manjaga masjid yang didirikan Abah,” ucap Said Saiful menirukan percakapan Habib Mukhsin dengan Habib Muhammad.
Lalu sekitar pukul 23.58 WIB, almarhum menunaikan shalat sambil berbaring. Seusai shalat kemudian dilanjutkan dengan berzikir. “Tak lama kemudian, dalam zikir tersebut almarhum berpulang ke Rahmatullah dengan keadaan tersenyum,” ungkap Said Saiful.
Hal senada juga disampaikan Habib Mukhsin saat menyampaikan tausiyah sebelum jenazah almarhum Habib Muhammad dimakamkam. “Lalu sampai di kalimat tauhid ‘La Illaha Illallah’ almarhum menarik nafas panjang, dan saat itulah almarhum berpulang ke Rahmatullah,” ucap Habib Mukhsin.
“Pesan almarhum sebelum meninggal dunia, yaitu hidupkan pengajian di masjid tersebut. Lalu jangan melarang jika ada ingin bergotong royong untuk membangun masjid,” imbuhnya.
Cita-cita almarhum
Menurut Said Saiful, mendirikan Masjid Ba’alawi di Desa Pucok Alue Dua memang menjadi cita-cita almarhum Habib Muhammad. Ini merupakan masjid kelima di dunia yang didirikan dengan bentuk dan konstruksi yang sama. Masing-masing, dua masjid di Yaman, satu di Singapura, satu di Jambi, dan satu lagi Simpang Ulim, yang dibangun di atas tanah wakaf warga seluas satu hektare.
Saat peresmian masjid Minggu kemarin, Habib tak bisa hadir karena kondisi fisiknya yang lemah, sehingga peresmian diwakilkan kepada menantunya, Habib Mukhsin.
Habib Muhammad dimakamkan di komplek Masjid Ba’alawi yang berjarak sekitar 50 meter dari bangunan masjid. Prosesi pemakaman selesai pukul 14.00 WIB. Menurut Said Saiful, lokasi pemakaman itu memang permintaan langsung dari almarhum.
“Sebulan lalu sebelum peresmian, saya mendampingi almarhum, dan almarhum menunjukan lokasi pemakamannya dalam kompleks masjid. Beliau pernah mengatakan, setelah peresmian masjid ini beliau akan kembali kepada Allah SWT,” ungkap Said Saiful.
Hal tersebut juga disampaikan Habib Mukhsin. Dia mengatakan, meninggal di Aceh memang keinginan dari almarhum. Makamnya juga ditunjuk sendiri oleh almarhum. “Nanti kalau Abah meninggal, makamkan di sini. Abah mau pulang, tapi nunggu peresmian masjid Ba'alawi,” ungkap Habib Mukhsin mengutip ucapan almarhum.