Tanah Bergerak di Aceh Besar
Dapur Umum belum Tersedia untuk Pengungsi Tanah Bergerak Lamkleng
Korban mengungsi tanah bergerak di Gampong Lamkleng, Kecamatan Kuta Cot Glie Aceh Besar mengharapkan Pemerintah sediakan dapur umum di lokasi...
Penulis: Asnawi Luwi | Editor: Jalimin
Laporan Asnawi Luwi |Aceh Besar
SERAMBINEWS.COM,.JANTHO - Korban mengungsi tanah bergerak di Gampong Lamkleng, Kecamatan Kuta Cot Glie Aceh Besar mengharapkan Pemerintah sediakan dapur umum di lokasi pengungsian.
"Kami mulai tadi pagi tidak makan dan udah pukul 13.30 WIB tidak ada juga dapur umum,"ujar korban pengungsian di Gampong Lamkleng, kepada Serambinews.com, Rabu (20/1/2021).
Kata mereka, saat ini, untuk makan mereka harus memasak sendiri dan Rabu (20/1/2021)pagi, hanya makan mie instan karena ada bantuan masa panik, sedangkan dapur umum belum tersedia.
Hal lain diutarakan Fitrina, seorang korban pengungsian di Lamkleng. Dia merasa tak bisa tidur karena dinginnya lantai tanah tempat tenda pengungsian didirikan.
"Bagaimana mau tidur lantai aja basah," katanya.
Menurutnya, di saat musim penghujan, setidaknya disediakan tempat tidur di tempat lain yang tidak basah agar para pengungsi dapat berteduh.
Sementara itu, Keuchick Lamkleng, Muhammad Fajri, mengatakan, 18 KK tetap mengungsi. Kalau siang hari, mereka pulang ke rumahnya dan malam hari kembali tidur di tenda pengungsian.
Hanya saja, hari ini, akibat hujan deras dan angin kencang, tenda pengungsian dibuka dan akan dipasang kembali setelah lantai tempat berdiri tenda mengering. Masyarakat korban pengungsian berharap juga disediakan dapur umum.
Saat ini, kata Muhammad Fajri, ada juga petugas kesehatan dari Puskesmas Kuta Cot Glie, Kabupaten Aceh Besar yang turun ke lokasi tanah bergerak untuk memberikan pengobatan kepada masyarakat.
Sementara itu, Kasi Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam Dinsos Aceh Besar, Muzakkir Rasyid yang akrab disapa Cek Boy, membenarkan, saat ini belum dibangun dapur umum yang terbuat dari mobil tersebut, karena masyarakat Gampong Lamkleng hanya satu tenda yang terlihat mengungsi dan mereka kembali ke rumahnya.
"Kalau mereka mengungsi di tenda-tenda, akan disediakan dapur umumnya," kata Cek Boy.(*)
Baca juga: Sempat Tenggelam Dibawa Banjir 30 Menit, Bocah 3 Tahun di Aceh Timur Berhasil Diselamatkan Ayahnya
Baca juga: Banjir Simpang Jernih Mulai Berimbas ke Aceh Tamiang
Baca juga: Tragedi Black January Azerbaijan, Peristiwa Pembantaian yang Mempercepat Runtuhnya Soviet
Baca juga: WhatsApp Takut Ditinggal Jutaan Pengguna, Buat Klarifikasi hingga Tunda Pemberlakuan Kebijakan Baru
Baca juga: Krueng Aceh Meluap, Pondasi Jembatan Gantung Lamkleng Ambruk
Baca juga: Satu Anak yang Gugat Ayah Kandung Rp 3 Miliar Meninggal Karena Hal Ini, Sang Ayah Berdoa di Makamnya