Berita Banda Aceh
Mengenang 19 Tahun Meninggalnya Tgk Abdullah Syafi'i, Wasiat Sang Panglima GAM jadi Pertanda?
Wasiat yang dibuat sebulan sebelum ia syahid itu, seolah sebuah pertanda bahwa perjuangannya akan berakhir.
Penulis: Subur Dani | Editor: Nurul Hayati
Teungku Lah lahir pada umur 54 tahun dalam sebuah pertempuran dengan TNI, dan merupakan tokoh pejuang GAM yang kharismatik dan disegani.
Teungku Lah menjabat sebagai GAM saat gugur di medan tempur.
Ia adalah sosok bersahaja, ramah dan humanis.
Baca juga: Ular Piton Pemangsa Kambing Warga di Aceh Singkil Dilepas ke Rawa Singkil
Ia juga dikenal sosok sederhana dan taat beribadah.
Dia pun tidak bicara sembarangan.
Sifatnya yang santun, membuat orang tidak pernah marah kepadanya dan bila ia berbicara berisi nasihat dan bijaksana.
Ia juga dikenal dengan sosok yang ikhlas berjuang di garis terdepan tentara GAM.
“…jika pada suatu hari nanti Anda mendengar berita bahwa saya telah syahid, janganlah saudara merasa sedih dan patah semangat. Sebab saya selalu bermunajat kepada Allah SWT, agar menasyhidkan saya apabila kemerdekaan Aceh telah sangat dekat. Saya tak ingin memperoleh kedudukan apa pun apabila negeri ini (Aceh). Merdeka!”
Itulah wasiat terakhir Panglima Gerakan Aceh Merdeka Abdullah Syafi’i yang gugur dalam kontak senjata di kawasan perbukitan Jim-jim, Kecamatan Bandarbaru, Kabupaten Pidie pada 22 Januari 2002.
Wasiat yang dibuat sebulan sebelum ia syahid itu, seolah sebuah pertanda bahwa perjuangannya akan berakhir. (*)
Baca juga: Lowongan Kerja Mayapada Hospital Bagi Lulusan D3/S1, Cek Syaratnya: Tersedia 3 Posisi