Tanah Bergerak di Aceh Besar

Mahasiswa Magister Kebencanaan Serahkan Bantuan untuk Korban Tanah Amblas di Lamkleng

Puluhan mahasiswa Magister Ilmu Kebencanaan Universitas Syiah Kuala mendatangi lokasi tanah amblas di Gampong Lamkleng, Kecamatan Kuta Cot Glie...

Penulis: Muhammad Nasir | Editor: Jalimin
For Serambinews.com
Mahasiswa Magister Ilmu Kebencanaan Universitas Syiah Kuala (USK) saat menyerahkan bantuan sembako untuk korban tanah amblas di Gampong Lamkleng, Kecamatan Kuta Cot Glie, Kabupaten Aceh Besar, Minggu (24/1/2021). Bantuan diterima oleh Bendahara Gampong Lamkleng, Munzir dan Kepala Dusun, Mawardi. 

 
Laporan Muhammad Nasir I Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Puluhan mahasiswa Magister Ilmu Kebencanaan Universitas Syiah Kuala mendatangi lokasi tanah amblas di Gampong Lamkleng, Kecamatan Kuta Cot Glie, Aceh Besar, Minggu (24/1/2021).

Mereka menyerahkan bantuan berupa sembako kepada korban tanah amblas, yang diserahkan perwakilan mahasiswa kepada Bendahara Lamkleng, Munzir dan Kepala Dusun, Mawardi.

Dalam kunjungan yang ikut didampingi oleh Ketua Program Studi Magister Ilmu Kebencanaan Universitas Syiah Kuala (MIK USK), Dr Nazli Ismail itu, mahasiswa sempat melakukan observasi langsung ke titik tanah amblas.

Mereka ikut melihat langsung sejumlah titik tanah amblas dengan menyusuri perkebunan warga.

Keuchik Lamkleng, Muhammad Fajri ikut menemani para mahasiswa melihat kondisi tanah amblas tersebut.

Dua mahasiswa internasional di ilmu kebencanaan ikut serta ke lokasi, mereka mengaku baru pertama kali melihat kawasan pemukiman amblas seperti itu.

Keuchik Lamkleng, Muhammad Fajri kepada Serambinews.com, Minggu (24/1) mengatakan, meskipun tidak ada curah hujan lagi yang turun di kawasan tersebut. 

Namun tanah amblas itu tetap mengalami pergeseran, dengan jarak rata-rata 50 sentimeter

Katanya, setiap hari warga setempat memantau kondisi rekahan tanah itu. Misalnya, seperti, Sabtu (23/1/2021) diketahui tanah bergeser hingga 40 sentimeter dan di beberapa bagian mengeluarkan air dari dalam tanah.

“Jadi hari demi hari kami terus memantau untuk mengetahu ada perbedaan atau tidak, antara hari ini dengan besok,” ujar Fajri yang didampingi Bendahara Gampong, Munzir.

Ketua Program Studi Magister Ilmu Kebencanaan Universitas Syiah Kuala (MIK USK), Dr Nazli Ismail mengatakan, hasil pantauan pihaknya yang turun ke lokasi kemarin, pergerakan tanah amblas itu sudah lebih stabil. Hal itu diduga karena tidak adanya curah hujan, yang dapat membantu pergerakan tanah.

“Tapi bukan berarti dengan kondisi itu kita tidak perlu waspada lagi, potensi untuk turun tanahnya masih banyak, jika disertai dengan hujan yang deras seperti beberapa hari lalu,” ujar Nazli Ismail.

Ia meminta masyarakat dan warga luar yang berkunjung ke lokasi tersebut supaya waspada. Katanya, tanah amblas itu karena keberadaan air di dalam tanah yang terlalu banyak oleh curah hujan, lalu posisi tanah yang miring itu bergerak ke arah sungai yang berada hanya beberapa meter. (*)

Baca juga: Hari Ini, Tanah Bergerak di Lamkleng Aceh Besar Alami Penurunan 40 Cm

Baca juga: Harimau Sumatera yang Terjerat Dirawat BKSDA Resort Aceh Tenggara, Dikandangkan dan Diberi Umpan

Baca juga: Ponakan Mona Ratuliu, Kesha Ratuliu Gelar Pengajian Jelang Pernikahan, Ada Finalis Masterchef

 
 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved