Berita Banda Aceh

Harga Pakan Ternak Terus Bergerak Naik, Peternak Minta Pemerintah Kendalikan Harga

Kalangan peternak ayam pedaging maupun ayam petelur di Banda Aceh dan Aceh Besar dalam tiga bulan terakhir ini mengeluh....

Penulis: Herianto | Editor: Jalimin
SERAMBINEWS.COM/ SENI HENDRI
Ridwan, pedagang sembako sedang melayani pembeli telur ayam di pasar tradisional Idi Rayeuk, Aceh Timur. 

Laporan Herianto | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Kalangan peternak ayam pedaging maupun ayam petelur di Banda Aceh dan Aceh Besar dalam tiga bulan terakhir ini mengeluh, atas kenaikan harga pakan ternak yang nilainya sudah mencapai berkisar Rp 40.000 hingga Rp 50.000/sak. Sementara harga ayam pedaging dan telur, saat ini cenderung menurun.

Telur ayam ras harga ecerannya sedang turun dari Rp 48.000/lemping menjadi Rp 45.000/lemping (30 butir) dan satu ikat turun dari 450.000/ikat menjadi  Rp 430.000 (300 butir). Sementara ayam pedaging harganya turun dari Rp 50.000/ekor menjadi Rp 48.000 – Rp 45.000/ekor untuk ayam seberat 1,5 – 1,8 Kg.

Ibnu, pedagang pakan ternak di  Lambaro yang dimintai keterangan terkait kenaikan harga pakan ternak kepada Serambinews,com, Rabu (26/1/2021)  mengatakan, kenaikan harga pakan ternak terjadi sejak bulan Nopember 2020.

Besaran kenaikannya, sebut Ibnu, setiap bulannya  sekitar Rp 7.000 – Rp 10.000 per sak.Total kenaikan sampai bulan Januari  2021 ini, sekitar Rp 40.000 – Rp 50.000/saknya.

Misalnya pakan ternak untuk ayam pedaging dengan kode 324/524 harga pada bulan Oktober 2020 lalu, masih berkisar Rp 300.000/sak (50 Kg), pada bulan Januari 2021 ini sudah naik menjadi Rp 340.000 – Rp 350.000/kg.

Baca juga: Alhamdulillah, Sudah Seminggu Nihil Covid-19 di Bireuen

Baca juga: DPD RI dan Kemenkeu RI Sepakat Perpanjangan Otsus Papua 20 Tahun dan Anggaran Otsus 2,25 Persen

Begitu juga pakan ternak untuk ayam petelur dengan kode 511, harga kini mencapai Rp 425.000/sak (berat 50 Kg). harganya pada bulan Oktober 2020 lalau, sekitar Rp 380.000/sak (50 Kg), bulan januari 2021 ini sudah naik menjadi Rp 425.000/sak (50 Kg).

 Akibat meningkatnya harga pakan ternak ayam petelur dan pedaging itu, kata Ibnu, omset penjualan pakan ternak ayam petelur maupun ayam pedaging, di tokoknya turun sebesar 30 persen.

Penurunan omset penjualan pakan itu, disebabkan banyak peternak ayam lokal sudah tidak lagi melanjutkan kegiatan usaha peternkannya ayam pedagingnya, karena sudah tak sanggup lagi beli pakan yang harganya terus meningkat, sementara harga jual ayam pedaging saat ini sedang menurun dan omset penjualannya juga turun.

Kepala Dinas Peternakan Aceh, Ir Rahmandi yang dimintai tanggapannya terkait kenaikan harga pakan ternak itu  mengatakan, sejumlah peternak lokal, minta pemerintah mengendalikan kenaikan harga pakan tersebut. Usulan para peternak, sudah kita sampaikan kepada Menteri pertanian di Jakarta, sejak bulan Desember 2020 lalu.

Peternak ayam yang tidak melakukan kerjasama dengan produsen pakan ternak, seperti dengan Pokphan, dalam kondisi  harga pakan yang terus meningkat ini, kenaikan harga itu menambah biaya produksi. Biaya produksi meningkat, sementara hasil penjualan ayam pedaging dan telur, sedang menurun.

Ada beberapa orang pengusaha ayam petelur dan pedaging di Aceh, telah menginfokan kepada Dinas Peternkan Aceh, akibat kenaikan harga pakan, kegiatan usaha ayam pedaging dan petelurnya, berhenti sementara.

Baca juga: VIRAL Awalnya Mengira Ekor Ular, Ternyata Adik Kasih Ini Untuk Hadiah Ulang Tahun Abangnya

Tapi pengusaha ayam pedaging dan petelur, yang memiliki kerjasama dengan produsen pakan ternak di Medan, kata Rahmandi, usahanya masih tetap jalan, tapi keuntungan yang diperolehnya telah menurun.

Pengusaha  ayam petelur dan pedaging yang melakukan kerjasama dengan produsen pakan ternak di Medan, kenapa ia bisa bertahan dalam suasana kenaikan harga pakan yang terus meningkat ini, menurut Rahmandi, karena produsen pakannya, masih mensuplai kebutuhan pakan dan bibit ayam petelur dan pedaging, kepada pengusaha tersebut.

“ Si pengusahanya,  tidak susah-susah pikir beli pakan dan bibit ayam pedaging maupun petelurnya,” ujar Rahmandi.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved