Pengajian

Tgk Nurkhalis Mukhtar Angkat Tema Bencana pada Kajian Rutin Majelis Ilmu KWPSI

"Bencana juga bisa diartikan peringatan, agar manusia jangan pernah berpaling dari nikmat Allah..."

Penulis: Nasir Nurdin | Editor: Nasir Nurdin
SERAMBINEWS.COM/NASIR NURDIN
Dr. Tgk. Nurkhalis Mukhtar, Lc, MA 

"Bencana juga bisa diartikan sebagai peringatan, agar manusia jangan pernah berpaling dari nikmat Allah, apalagi sampai menganggap nikmat itu bukan karena Allah."

Laporan Nasir Nurdin | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Kajian rutin majelis ilmu yang dilaksanakan oleh Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI), Rabu (27/1/2021) malam mengangkat tema bagaimana Islam menyikapi bencana menghadirkan pemateri Dr Tgk Nurkhalis Mukhtar, Lc MA.

Kajian rutin majelis ilmu yang dilaksanakan KWPSI pada Rabu malam di Aula PWI Aceh minim peserta karena sejak menjelang Isya hujan mengguyur Kota Banda Aceh.

“Mungkin kehadiran kawan-kawan agak terkendala karena hujan,” kata Dosi Elfian yang memandu kajian rutin setiap Rabu malam tersebut.

Tgk Nurkhalis yang merupakan Direktur Dayah Samudera Pasai, Ajuen Jeumpet, Kecamatan Darul Imarah, Aceh Besar mengawali kajian dengan mengutip ayat Alquran Surat Sabah ayat 15.

Baca juga: Sering Terjadi Antrean Panjang, Warga Aceh Selatan Minta Pertamina Tambah Kuota Gas Elpiji 3 Kg

Dalam Surah Sabah ayat 15 tersebut Allah SWT menceritakan bagaima makmurnya sebuah negeri bernama Yaman.

Kaum negeri Yaman dianugerahi keunggulan, salah satu keunggulan kaum tersebut adalah kemampuan mereka membangun sebuah bendungan yang sangat besar dengan kemajuan teknologi pada masanya.

Dengan bendungan itu negeri Yaman menjadi kawasan yang sangat subur menghidupkan tanaman dengan buah-buahan yang manis dan hasil alam lainnya yang melimpah.

Baca juga: Suami di Aceh Utara Tega Aniaya Istri, Marah Dibangunkan untuk Pergi ke Sawah,

Yaman benar-benar negeri yang sangat makmur, negeri yang dipenuhi dengan nikmat Allah, negeri yang baldatul tayyibatul warabbul ghafur. 

Dalam Alquran, Allah SWT dengan tegas mengatakan,  nikmatilah segala kenikmatan yang aku berikan namun jangan lupa bersyukur.

Namun, apa yang terjadi di negeri Yaman, ternyata mereka berpaling (tidak mengakui nikmat yang mereka nikmati berasal dari Allah).

“Allah menghancurkan Yaman dengan menurunkan air yang sangat dahsyat hingga bendungan porak-poranda. Semuanya hancur. Buah-buahan yang dulunya manis berubah pahit,” kata Tgk Nurkhalis membayangkan bencana besar akibat hancurnya bendungan raksasa sebagaimana dikisahkan dalam Alquran.

Baca juga: Dianggap Lebih Efektif dalam Deteksi Virus Corona, Cina Berlakukan Tes Usap Dubur

Intinya, kata Tgk Nurkhalis yang juga Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Washliyah Banda Aceh, jika mengacu pada kisah penduduk Yaman yang menghadapi bencana, itu bisa dimaknai sebagai hukuman terhadap ingkarnya suatu kaum terhadap nikmat Allah.

Namun, lanjut Tgk Nurkhalis, bencana juga bisa diartikan sebagai peringatan, agar manusia jangan pernah berpaling dari nikmat Allah, apalagi sampai menganggap kenikmatan itu bukan karena Allah.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved