Konflik Satwa
Nagan Raya Butuh CRU untuk Halau Gajah Liar, Pakai Suara Ledakan Mercon Dinilai tak Efektif
Pemerintah setempat berharap agar Nagan Raya memiliki Conservation Response Unit (CRU) untuk mengatasi gangguan gajah tersebut yang telah memberi damp
Penulis: Rizwan | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Rizwan I Nagan Raya
SERAMBINEWS.COM, SUKA MAKMUE - Gangguan gajah liar di sejumlah desa dalam Kecamatan Seunagan Timur, Nagan Raya semakin meningkat.
Pemerintah setempat berharap agar Nagan Raya memiliki Conservation Response Unit (CRU) untuk mengatasi gangguan gajah tersebut yang telah memberi dampak sosial ekonomi warga.
"Gajah muncul pada lima desa di wilayah kami. Gajah berpindah-pindah dari satu desa ke desa lain dan saat ini masih terus terjadi," kata Camat Seunagan Timur, Okta Umran SSTP kepada Serambinews.com, Kamis (28/1/2021).
Gangguan gajah, kata Camat, sudah sangat meresahkan karenanya perlu penanganan yang lebih maksimal.
"Harapan kami di Seunagan Timur perlu dibangun CRU gajah jinak oleh BKSDA yang kini sudah sangat mendesak melihat kondisi amukan gajah terus terjadi," katanya.
Baca juga: Prof Syahrizal Abbas di Masjid Raya Baiturrahman, Berikut Daftar Khatib di Banda Aceh Jumat Hari Ini
Baca juga: Penderita Covid-19 di Aceh Sembuh Bertambah 68 Orang
Baca juga: India Bebaskan 28 Nelayan Aceh yang Ditahan di Kepulauan Andaman, Hari Ini Tiba di Kualanamu
Menurutnya, hal ini juga sudah dibicarakan dengan staf Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) yang turun ke sejumlah desa di Seunagan Timur beberapa waktu lalu.
Pihak BKSDA dengan Pemkab Nagan Raya perlu untuk membicarakan penyediaan CRU ini terkait dengan tempat untuk gajah jinak juga kebutuhan lainnya.
Dikatakan, pengusiran gajah liar selama ini hanya mengandalkan dengan mercon dinilai belum membawa manfaat banyak.
Gajah liar itu sebentar menjauh dan kemudian kembali mendekati pemukiman dan mengasak tanaman.
Sementara itu, gajah liar pada Rabu (27/1/2021) malam kembali berkeliaran di Desa Tuwi Meulesong, Kecamatan Seunagan Timur, Nagan Raya.
Penduduk kembali meledakkan mercon dengan harapan menjauh dari desa dan tanaman warga.
Gajah juga muncul pada Selasa malam di Desa Blang Teungku Kecamatan Seunagan Timur menyebab kacang tanah, padi, dan jagung dirusak dan dimakannya.
"Warga terpaksa mengusir gajah dengan mercon," ujar Keuchik Tuwi Meulesong, Arfandi kepada Serambinews.com, Kamis (28/1/2021).
Menurut Arfandi, warga resah terhadap gangguan gajah yang sering muncul.
Selain tanaman digasak gajah juga ancaman jiwa penduduk setempat.
"Harapan kami ada solusi sehingga gangguan gajah segera berakhir," harapnya.
Kawat Kejut
Camat Seunagan Timur, Okta Umran menambahkan, tanaman rakyat akan terlindungi dari gajah dengan cara membangun kawat kejut.
Ada desa yang alat kawat kejutnya dipasangkan pada kebun kelapa sawit BUMG Tuwi Meuleusong sehingga aman.
"Kalau tidak ada kawat kejut sehingga langsung menjadi sasaran amukan gajah," katanya.
Dikatakan, 5 desa yang sering muncul gajah liar adalah Tuwi Meuleusong, Blang Teungku, Kila, Blang Lango, dan Kandeh.
Sedangkan gajah liar sering berkeliaran di lima desa sekitar 9 ekor.(*)