AHY: Ada Gerakan Ingin Ambil Alih Kepemimpinan Partai Demokrat, Libatkan Pejabat Penting

Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyatakan, ada sebuah gerakan yang mengarah pada upaya mengambil alih kepemipinan Partai

Editor: Faisal Zamzami
FOTO DOK DEMOKRAT
Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono, didampingi Sekretaris Jenderal (Sekjen), Teuku Riefky Harsya, memberikan pengarahan terkait Rencana Kerja 2021, salah satunya terkait tentang program legislasi nasional. Pengarahan berlangsung di kantor DPP Partai Demokrat, Kamis (14/1/2021). 

SERAMBINEWS.COM - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyatakan, ada sebuah gerakan yang mengarah pada upaya mengambil alih kepemipinan Partai Demokrat.

Hal itu disampaikan AHY dalam konferensi pers melalui akun YouTube Agus Yudhoyono pada Senin (1/2/2021), usai mengadakan rapat pimpinan bersama jajaran Dewan Pimpinan Daerah Partai Demokrat.

"Kami memandang perlu dan penting untuk memberikan penjelasan secara resmi tentang duduk perkara yang sebenarnya, yaitu tentang adanya gerakan politik yang mengarah pada upaya pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat secara paksa yang tentu mengancam kedaulatan dan eksistensi Partai Demokrat," kata AHY, Senin.

Menurut AHY, berdasarkan informasi yang ia peroleh, gerakan tersebut turut melibatkan pejabat penting yang berada di lingkaran dekat Presiden Joko Widodo.

AHY pun menyebut gerakan tersebut juga sudah mendapat dukungan dari sejumlah menteri dan pejabat penting di Pemerintahan Jokowi.

"Menurut kesaksian dan testimoni banyak pihak yang kami dapatkan, gerakan ini melibatkan pejabat penting Pemerintahan, yang secara fungsional berada di dalam lingkar kekuasaan terdekat dengan Presiden Joko Widodo," kata AHY.

AHY menegaskan, pihaknya tetap mengedepankan asas praduga tak bersalah dalam permasalahan tersebut.

"Karena itu, tadi pagi, saya telah mengirimkan surat secara resmi kepada yang terhomat Bapak Presiden Joko Widodo untuk mendapatkan konfirmasi dan klarifikasi dari beliau terkait kebenaran berita yang kami dapatkan ini," ujar AHY.

AHY menuturkan, upaya pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat itu ia ketahui setelah menerima laporan dari para kader Partai Demokrat di tingkat pusat, daerah, maupun cabang.

Ia menyebut ada lima orang pelaku gerakan tersebut yang terdiri dari 1 kader Partai Demokrat aktif, 1 kader Partai Demokrat yang sudah enam tahun tidak aktif, 1 mantan kader yang sudah sembilan tahun diberhentikan dengan tidak hormat karena terlibat korupsi, dan 1 kader yang keluar dari Partai Demokrat sejak tiga tahun lalu.

"Sedangkan yang non-kader partai adalah seorang pejabat tinggi pemerintahan yang, sekali lagi, sedang kami mintakan konfimasi dan klarifikasinya kepada Presiden Joko Widodo," kata AHY.

Kendati demikian, AHY mengaku telah menerima surat pernyataan kesetiaan dan kebulatan tekad dari seluruh pimpinan Partai Demokrat di tingkat daerah dan cabang seluruh Indonesia.

"Insya Allah, gerakan ini dapat ditumpas oleh kesetiaan dan kebulatan tekad seluruh pimpinan, baik di tingkat pusat, maupun daerah dan cabang serta seluruh kader Demokrat lainnya di berbagai wilayah Tanah Air," kata dia.

Gerakan Makar di Demokrat Ingin Selenggarakan KLB

Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono ( AHY) menyebutkan cara yang akan dilakukan untuk mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat adalah dengan menyelenggarakan Kongres Luar Biasa (KLB).

Menurut AHY, berdasarkan penuturan para saksi, untuk memenuhi syarat dilaksanakannya KLB pelaku gerakan menargetkan 360 orang pemegang suara.

Orang-orang tersebut, lanjut AHY, akan diajak dan dipengaruhi dengan imbalan uang dalam jumlah besar.

"Para pelaku merasa yakin gerakan ini pasti sukses, karena mereka mengklain telah mendapatkan dukungan sejumlah petinggi negara lainnya," terang AHY pada konfrensi pers yang disiarkan melalui akun YouTube Agus Yudhoyono, Senin (1/2/2021).

 Berdasarkan keterangan AHY, diduga terdapat lima aktor di balik upaya pengambilalihan kekuasaan tersebut.

"Satu kader Demokrat Aktif, satu kader Demokrat yang sudah 6 tahun tidak aktif, satu mantan kader yang sudah 9 tahun diberhentikan dengan tidak hormat karena terlibat korupsi, dan satu kader yang keluar dari Demokrat sejak 3 tahun lalu," terang AHY.

Sedangkan, satu orang aktor lainnya diduga bukan merupakan kader Demokrat dan seorang lagi merupakan pejabat yang berada dekat di pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Maka dari itu AHY menjelaskan bahwa pihaknya sudah mengirimkan surat resmi kepada Presiden Jokowi sebagai upaya konfirmasi dan klarifikasi.

AHY juga menegaskan bahwa Partai Demokrat akan bersikap tegas untuk menghadapi permasalahan ini.

"Kami akan bersikap tegas, namun Insya Allah, Partai Demokrat akan tetap konsisten menggunakan cara-cara yang damai dan berkeadaban.

Bukan kekerasan dan kegaduhan sosial yang mungkin saja akan mengganggu situasi nasional yang tengah menghadapi tantangan pandemi Covid-19 dan krisis ekonomi dewasa ini," pungkasnya.

Baca juga: Cara Mengatasi Kecemburuan dalam Rumah Tangga Bagi Suami dan Istri

Baca juga: VIDEO TA Khalid : Gerindra Aceh Sepakat Pilkada di Aceh Dilaksanakan Sesuai UUPA

Baca juga: Kasus Kumulatif Covid-19 Aceh Capai 9.233 Orang, Ada 4 Kasus Baru 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "AHY Sebut Ada Gerakan Ingin Ambil Alih Kepemimpinan Partai Demokrat secara Paksa",

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved