Berita Luar Negeri

Garis Waktu Aung San Suu Kyi: Dari Tahanan Politik Myanmar Hingga Pemimpin Bangsa yang Bermasalah

Garis waktu ini memetakan perjalanan Aung San Suu Kyi dari tahanan politik menjadi pemimpin bangsa yang bermasalah.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Muhammad Hadi

1989: Setelah menumpas protes dan menewaskan ribuan orang, militer menempatkan Suu Kyi dalam tahanan rumah.

1991: Saat ditahan di rumahnya di tepi danau di Yangon, dia memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian.

1995: Dia dibebaskan dan secara terbatas berbicara kepada banyak orang di luar.

1999: Suaminya, sarjana Inggris Michael Aris, meninggal karena kanker. Suu Kyi memilih untuk tidak meninggalkan Myanmar untuk melihat mendiang suaminya jika milter junta memblokir kepulangannya.

2000: Dia ditahan lagi selama 19 bulan.

2003: Kelompok garis keras pro-junta menyerang Aung San Suu Kyi dan membunuh beberapa pendukungnya.

2007: Kenaikan harga bahan bakar yang dramatis memicu protes anti-pemerintah yang dipimpin oleh para biksu Buddha yang disebut "Revolusi Saffron".

Diapit oleh polisi anti huru hara, Aung San Suu Kyi secara singkat menyapa para biksu di gerbang rumahnya, menyemangati demonstrasi, yang segera dibatalkan oleh militer.  

2010: Sebuah partai yang dibuat oleh militer memenangkan pemilihan umum dengan telak. 

Partai Aung San Suu Kyi, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), memboikot pemilu tersebut, dengan mengatakan bahwa hukum yang mengaturnya "tidak adil".

Militer kemudian mendirikan pemerintahan semi-sipil yang dipimpin oleh mantan jenderal Thein Sein. Beberapa hari kemudian, Aung San Suu Kyi dilepaskan menjadi kabar bahagia untuk dunia internasional.

Baca juga: Kisah Relawan Muslim Myanmar: Jika Tanpa Kami, Mereka yang Meninggal Karena Covid Akan Dikremasi

Baca juga: Warga Miskin Myanmar Terpaksa Makan Tikus dan Ular, Untuk Bisa Bertahan Hidup Saat Lockdown

2012: Sebagian besar sanksi yang dijathui oleh Barat terhadap Myanmar dicabut, saat Thein Sein mencabut sensor, membebaskan ratusan tahanan politik dan meluncurkan serangkaian reformasi.

April 2012: Aung San Suu Kyi memutuskan untuk mengikuti pemilihan sela. Partai NLD-nya memenangkan 43 dari 44 kursi parlemen yang diperebutkan.

Mei 2012: Suu Kyi mengambil tempatnya di parlemen Myanmar di ibu kota, Naypyitaw.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved