Internasional

Militer Myanmar Bergerak Cepat, Bungkam Perbedaan Pendapat

Militer Myanmar bergerak cepat untuk membungkam perbedaan pendapat, membatasi internet dan komunikasi telepon seluler di seluruh negeri.

Editor: M Nur Pakar
AFP/STR
Seorang tentara melihat keluar dari belakang truk militer di sepanjang jalan Yangon, Myanmar pada Senin (1/2/2021). 

SERAMBINEWS.COM. NAYPYIDAW - Militer Myanmar bergerak cepat untuk membungkam perbedaan pendapat, membatasi internet dan komunikasi telepon seluler di seluruh negeri.

Di Yangon, bekas ibu kota yang tetap menjadi pusat komersial Myanmar, pasukan menyita balai kota sebelum pengumuman itu, menurut seorang wartawan AFP pada Senin (1/2/2021) sore.

AFP melihat beberapa truk militer di Yangon membawa pendukung tentara, dengan bendera Myanmar dan nyanyian nasionalis yang meraung-raung.

Beberapa anggota Partai Liga Nasional (NLD) melaporkan pasukan keamanan telah memerintahkan mereka untuk tetsp tinggal di rumah.

Di tempat lain, menteri utama negara bagian Karen dan beberapa menteri regional lainnya juga ditahan, kata sumber partai kepada AFP.

Baca juga: VIDEO Jenderal yang Pimpin Kudeta Myanmar, Ternyata Panglima Penindas Muslim Rohingya

Namun, militer tidak mengerahkan massa pasukan ke jalan-jalan Yangon.

Pemungutan suara November 2020 di Myanmar hanyalah pemilihan demokratis kedua yang pernah dilihat negara itu.

Sejak keluar dari cengkeraman kekuasaan militer selama 49 tahun pada 2011.

NLD memenangkan lebih dari 80 persen suara , meningkatkan dukungannya sejak 2015.

Suu Kyi (75) adalah tokoh yang sangat populer di Myanmar karena penentangannya terhadap militer.

Setelah menghabiskan sebagian besar waktu dua dekade dalam tahanan rumah selama kediktatoran sebelumnya.

Tetapi militer selama berminggu-minggu mengeluh bahwa pemilihan itu penuh dengan ketidakberesan.

Baca juga: Jenderal yang Pimpin Kudeta Myanmar, Ternyata Panglima Militer yang Tindas Muslim Rohingya

Mengklaim telah mengungkap lebih dari 10 juta contoh penipuan pemilih.

Pekan lalu, panglima militer Jenderal Min Aung Hlaing mengatakan konstitusi Myanmar tahun 2008 dapat dicabut dalam keadaan tertentu.

Myanmar telah mengalami dua kudeta sebelumnya sejak kemerdekaan dari Inggris pada 1948, satu pada 1962 dan satu pada 1988.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved