Berita Aceh Barat Daya

Gubernur Aceh Resmikan Jembatan Krueng Teukuh, Akmal Ibrahim Sujud Syukur dan Lepaskan Nazar

Jembatan rangka baja Krueng Teukuh di kawasan Lama Tuha, Kecamatan Kuala Batee, Kabupaten Aceh Barat Daya diresmikan Gubernur Aceh Nova Iriansyah

Penulis: Rahmat Saputra | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS.COM/RAHMAT SAPUTRA
Gubernur Aceh, Ir Nova Iriansyah MT didampingi Bupati Abdya, Akmal Ibrahim SH memberi keterangan setelah peresmian jembatan rangka baja Krueng Teukuh di kawasan Lama Tuha, Kecamatan Kuala Batee, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), Rabu (3/2/2021) siang 

Laporan Rahmat Saputra I Aceh Barat Daya

SERAMBINEWS.COM, BLANGPIDIE - Jembatan rangka baja Krueng Teukuh di kawasan Lama Tuha, Kecamatan Kuala Batee, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) diresmikan oleh Gubernur Aceh, Ir Nova Iriansyah MT, Rabu (3/2/2021) siang.

Peresmian jembatan yang sempat terbengkalai selama 8 tahun lebih itu, dihadiri oleh Bupati Akmal Ibrahim SH, ketua dan anggota DPRK Abdya, para pejabat setempat, dan para pejabat dari Provinsi Aceh.

Dalam peresmian jembatan yang menghabiskan anggaran Rp 12 miliar itu, Akmal Ibrahim tak mampu menahan haru atas rampungnya proyek tersebut.

Pasalnya, sejak jabatannya berakhir pada periode perdana hingga terpilih kembali, jembatan tersebut sudah berulang kali gagal dibangun.

Bahkan, sebagian orang menyebut jembatan tersebut 'meujen'. 

"Sudah 8 tahun belum ada obat. Bahkan, tahun pertama saya dilantik pada periode kedua, langsung saya anggarkan untuk jembatan ini," ujar Bupati Abdya, Akmal Ibrahim SH.

Ntah bagaimana, tambah Akmal, tiba-tiba anggarannya hilang.

Padahal anggaran tersebut sudah mendapatkan persetujuan DPRK Abdya.

Mesti anggaran hilang, Akmal tak patah arang, untuk mengakhiri era rakit di sungai yang dikenal ganas tersebut.

"Atas dasar itu, saya mengajak Pak Gubernur, datang ke sini pada malam hari. Belum ada gubernur Aceh yang malam-malam datang ke sini, bersama Pak Riefky untuk meninjau jembatan ini," ungkapnya.

Mi Caluk Hadir dengan Tampilan yang Berbeda, Segini Harganya 

Atas kunjungan malam itu, sebut Akmal, Gubernur Aceh bisa melihat langsung bagaimana petani yang pulang dari kebun naik rakit.

Beliau merasa sedih dan berjanji akan segera membangun jembatan tersebut.

Kini, Akmal merasa senang dan jembatan Krueng Teukuh terbangun dan bisa dimanfaatkan.

"Alhamdulillah, atas kebaikan hati pak gubernur sudah menepati janjinya, sehingga jembatan ini rampung," ucapnya.

Atas rampungnya jembatan itu, Akmal mengaku bersujud syukur, dan melepaskan nazar. Karena, banyak yang menganggap jembatan ini, akan gagal dibangun.

"Satu-satunya proyek, yang saya bersujud syukur dan bernazar, proyek inilah.

Terimakasih adinda Romy Syah Putra yang sudah mengawal hingga jembatan ini terbangun," pungkas Akmal yang disambut tepuk tangan.

Sementara itu, Ir Nova Iriansyah mengaku bersyukur atas rampungnya proyek jembatan Kueng Teukuh tersebut.

Karena, kata Nova, pembangunan jembatan Krueng Teukuh itu, salah utang dirinya yang harus dilunasi.

Wali Kota Banda Aceh Tabuhkan Perang Terhadap Rentenir, Kalau Ketemu Laporkan!

Bahkan, Nova mengaku dirinya sering 'diteror' oleh Akmal yang tak henti-hentinya meminta agar anggaran pembangunan jembatan tersebut tidak dicoret dan hilang saat terjadi reforcusing 2020 lalu.

"Perlu kita ketahui, terbangunnya jembatan ini, karena semua kita ikhlas pada malam itu.

Terbukti, covid pun tidak bisa menghambat pembangunan jembatan ini," kata Gubernur Aceh, Ir Nova Iriansyah yang disambut tepuk tangan.

Menurut Nova, jembatan tersebut memang kecil dan pendek.

Namun keberadaanya seperti setitik air di Padang Pasir, yang sangat bermanfaat bagi banyak orang.

Karena, sambungnya, jembatan itu memliki peran strategis dan pertumbuhan ekonomi di Abdya.

"Insya Allah, dengan rampungnya jembatan ini, ekonomi petani di Abdya akan tumbuh dan berkembang," pungkasnya.

Nova Iriansyah Akan Tanam Jengkol Abdya

Diakhir acara, Gubernur Aceh, Nova Iriansyah didampingi Kepala UPTD Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanamanan Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Distanbun Aceh, Habiburrahman STP MSc menyerahkan sertifikat tanda daftar kepemilikan jengkol Abdya sebagai varietas unggul nasional kepada Akmal Ibrahim. 

Jengkol asal Abdya merupakan bibit unggul. Bahkan, jengkol yang berumur di atas 10 tahun mampu menghasilkan 1 ton per batang, sehingga kalah jauh dengan jengkol dari provinsi lain.

BERITA POPULER- Lukisan Mirip Asli Viral di Medsos, Pria Sentuh Area Intim hingga Pasangan Tergencet

"Langkah awal, insya Allah, saya akan menanam jengkol Abdya ini di Bener Meriah, dan saya juga akan meminta kiat-kiat kepada Pak Bupati, agar jengkol ini tumbuh dan menghasilkan buah yang lebat," janji Nova.

Selain itu, Nova berjanji akan memasarkan jengkol itu ke kabupaten lain, sehingga jengkol menjadi sumber ekonomi baru bagi masyarakat Abdya dan Aceh.

"Kalau berhasil, saya akan pasarkan di internet dan ke seluruh Aceh.

Dulu kita boleh malu dan gengsi memakan jengkol, tapi sekarang jengkol sudah masuk ke restoran dan menjadi makanan mewah, dan ini potensi," pungkas Ketua DPD Demokrat Aceh tersebut.

Proses Panjang Krueng Teukuh

Untuk diketahui, sebanarnya Pembangunan Jembatan Krueng Teukuh, Desa Lama Tuha, Kecamatan Kuala Batee, Abdya itu sudah rampung pada 2019 lalu, namun gagal dibangun.

Padahal, masyarakat setempat sudah sangat membutuhkan jembatan itu, segera dibangun untuk kelancaran transportasi menuju lahan pertanian dan perkebunan.

Mabes Polri: Interpol Telusuri Keberadaan AK, Warga Aceh yang Bakar Bendera Merah Putih

Keberadaan jembatan rangka baja tersebut menjadi urat nadi perekonomian ribuan masyarakat Kabupaten Abdya.

Sudah bertahun-tahun, karena belum tersedia sarana jembatan, penyeberangan di lokasi Krueng Teukuh, Lama Tuha mengandalkan rakit.

Rakit yang dimodifikasi dari sejumlah drum itu sangat riskan digunakan sebagai sarana transformasi atau penyeberangan sungai, terutama ketika aliran sungai besar tersebut meluap.

Kendati riskan, rakit penyeberangan Krueng Teukuh setiap hari melayani jasa penyeberangan ratusan warga Abdya menggunakan sepeda motor, menuju lokasi area perkebunan rakyat di seberang Krueng Teukuh (Desa Lama Tuha).

Lokasi perkebunan rakyat ini lebih dekat dijangkau dari Desa Pulau Kayu dan Desa Ujong Padang, Kecamatan Susoh, meskipun harus menggunakan rakit penyeberangan di lokasi Krueng Teukuh.

BERITA POPULER- Pria Aceh Ditemukan Usai Hilang 32 Tahun Hingga Pria Istri 5 Perkosa 3 Wanita

Jika menggunakan kendaraan roda empat (mobil), lokasi tersebut bisa dijangkau melalui jalan melingkar yang jaraknya puluhan kilomter.

Yaitu dari Desa Pasar Pantee Rakyat menuju Cot Seumantok, Kecamatan Babahrot tembus Jalan 30 ke Pelabuhan Teluk Surin, Kecamatan Kuala Batee.

Artinya, pembangunan jembatan rangka baja Krueng Teukuh akan membebaskan masyarakat petani dari era rakit penyeberangan yang sudah dilalui bertahun-tahun.

Awal kepemimpinan Akmal-Muslizar, jembatan tersebut telah masuk dalam anggaran Dana Alokasi Khusus Aceh (Doka) atau Otsus 2018 sebesar Rp 10 Miliar.

Sayangnya, anggaran yang telah disepekati itu 'berubah' ditengah jalan, dan dialihkan untuk pembangunan jembatan Mancang Riek, Kecamatan Setia dengan anggaran Rp 10 miliar.

Anggaran Rp 10 miliar itu, rencananya untuk pengadaan rangka baja sepanjang 105 meter, biaya pemasangan dan pengecoran lantai jembatan.

Pengadaan jembatan yang mencapai 105 meter itu, dilakukan mengingat pemasangan jembatan Krueng Teukuh akan dilakukan dengan sistem kantilever atau tanpa perancah bawah, sehingga dibutuhkan rangka lebih panjang atau lebih 45 meter, sebagai penopang.

Foto Tragedi Arakundo Idi Cut 3 Februari 1999, Jembatan Jadi Saksi Bisu Mayat Dibuang ke Sungai

Seperti diketahui, jembatan Krueng Teukuh tersebut pernah terhenti pada tahun 2012, akibat terjadinya pemutusan kontrak.

Namun, pembangunannya kembali dilanjutkan pada tahun 2016, menggunakan anggaran APBK sekitar Rp 7,2 miliar. 

Sayangnya, saat pemasangan jembatan rangka baja sudah mencapai 50 meter (dari total panjang 60 meter).

Jembatan tersebut ambruk, akibat air hujan yang membawa potongan kayu, dan pohon sawit kemudian menghantam tiang penyanggah rangka baja tersebut.

Tidak diketahui pasti, tiang penyanggah dari pohon kelapa itu, dengan mudah roboh, sehingga rangka baja itu ambruk ke dasar sungai, dan hingga saat ini rangka baja itu tidak berhasil diangkat, dan kini rangka baja itu menjadi mubazir.(*) 

Warga Amerika Serikat Terpilih Jadi Bupati di Nusa Tenggara Timur, Diusung Oleh Partai Ini

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved