Berita Lhokseumawe

Kajian Ilmu Falak, Penetapan 1 Ramadhan Tahun Ini di Indonesia Berpotensi Berbeda, Ini Sebabnya 

Perbedaan kriteria dalam penyusunan kalender hijriah, akan mempengaruhi keseragaman dalam mengawali Bulan Ramadhan, bila kondisi hilal belum terpenuhi

Penulis: Saiful Bahri | Editor: Nurul Hayati
For Serambinews.com
Dosen Ilmu Falak Jurusan Jurusan Astronomi Islam Fakultas Syariah IAIN Lhokseumawe, Tgk Ismail Is. 

Perbedaan kriteria dalam penyusunan kalender hijriah, akan mempengaruhi keseragaman dalam mengawali Bulan Ramadhan, bila kondisi hilal belum terpenuhi kriteria yang dipakai oleh semua kalangan di Indonesia.  

Laporan Saiful Bahri I Lhokseumawe 

SERAMBINEWS.COM, LHOKSEUMAWE - Di Indonesia, kriteria dalam menentukan masuk awal bulan baru dalam penyusunan kalender hijriah masih belum seragam.

Pemerintah dan beberapa Ormas Islam, masih mempertahankan prinsip dengan kriteria masing-masing dalam menyusun kalender hijriah.

Perbedaan kriteria dalam penyusunan kalender hijriah, akan mempengaruhi keseragaman dalam mengawali Bulan Ramadhan, bila kondisi hilal belum terpenuhi kriteria yang dipakai oleh semua kalangan di Indonesia. 

Dosen Ilmu Falak Jurusan Jurusan Astronomi Islam Fakultas Syariah  IAIN Lhokseumawe, Tgk Ismail Is, Rabu (3/2/2021), menjelaskan, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama dalam menyusun kalender hijriah menggunakan kriteria tinggi hilal minimal 2 derajat, sudut elongasi minimal 3 derajat, atau umur hilal minimal 8 jam setelah konjungsi.

Organisasi Muhammadiyah dalam penenetapan awal bulan hijriah, mengacu kepada kriteria hisab hakiki Wujudul Hilal.

Apabila hilal saat matahari terbenam sudah berada di atas ufuk barat, maka malam itu sudah dianggap masuk bulan baru. 

Sertifikat dari Kertas Diganti Sertifikat Elektronik, Bagaimana Jika Masyarakat Ingin Beli Tanah?

Nahdlatul Ulama (NU) menganut kriteria hisab hakiki Imkan Rukyat 2 derajat.

Apabila posisi hilal saat matahari terbenam sudah berada di atas 2 derajat, maka kesaksian hilal itu diterima dan malam itu dianggap masuk bulan baru.

Persatuan Islam (Persis) menganut kriteria hisab hakiki Imkan Rukyat 3 derajat untuk tinggi hilal dengan 6,4 derajat untuk sudut elongasi nya.

Artinya apabila saat matahari terbenam, hilal sudah berada di atas 3 derajat dengan sudut elongasinya 6,4 derajat, maka malam itu dianggap sudah masuk bulan baru.

Untuk mengetahui kapan jatuh 1 Ramadhan 1442 H, terlebih dahulu harus mengetahui kondisi hilal (bulan sabit yang terlihat di atas kaki langit barat setelah matahari terbenam).

Hilal menjadi patokan dalam menetapkan awal bulan hijriah, dalam kalangan mazhab hisab dan mazhab rukyat di Indonesia. 

Kreatifnya Warga Blang Mangat, Lokasi Pembuangan Sampah ‘Disulap’ Jadi Pusat Kuliner

Lanjut Tgk Ismail, data hilal untuk awal Ramadhan 1442 H di Indonesia adalah sebagai berikut:

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved