Update Corona di Abdya

Meski Hampir Dua Bulan Nihil Kasus Baru Corona, Abdya Masih Bertahan Zona Kuning, Ini Data Lengkap

Tidak ada pula, kasus atau pasien  baru  Probable (PDP) dan data Suspek (ODP) Covid-19, yang dirawat di Rumah Sakit Umum Teungku Peukan (RSUTP)

Penulis: Zainun Yusuf | Editor: Mursal Ismail
For Serambinews.com
Safliati SST MKes, Kepala Dinkes Abdya 

Tidak ada pula, kasus atau pasien  baru  Probable (PDP) dan data Suspek (ODP) Covid-19, yang dirawat di Rumah Sakit Umum Teungku Peukan (RSUTP) dan di bawah pemantauan puskesmas-puskesmas kecamatan setempat. 

Laporan Zainun Yusuf| Aceh Barat Daya

SERAMBINEWS.COM, BLANGPIDIE – Kurun waktu hampir dua bulan atau sejak 10 Desember 2020 lalu hingga, Rabu (3/2/2021), tidak ditemukan lagi kasus baru atau tidak ada penambahan kasus warga yang terkonfirmasi Positif Covid-19 di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya).

Tidak ada pula, kasus atau pasien  baru  Probable (PDP) dan data Suspek (ODP) Covid-19, yang dirawat di Rumah Sakit Umum Teungku Peukan (RSUTP) dan di bawah pemantauan puskesmas-puskesmas kecamatan setempat. 

Meski begitu, Kabupaten Abdya dengan jumlah penduduk sekitar 150 ribu tersebar dalam sembilan kecamatan, mulai Babahrot hingga Lembah Sabil, masih bertahan status Zona Kuning atau zona risiko rendah penyebaran Covid-19. 

Kondisi terakhir itu diketahui Serambinews.com berdasarkan update data terakhir dirilis Dinas Kesehatan (Dinkes) Abdya, Rabu (3/2/2021), sekira pukul 17.00 WIB.

Berdasarkan update data itu diketahui bahwa  warga Kabupaten Abdya yang terkonfirmasi Positif Covid-19, berjumlah 94 orang, hasil pendataan sejak Maret 2020 lalu.

Jika Masak Nasi Goreng jangan Campur Tiga Bahan Ini, Bisa Berbahaya

Joe Biden Cabut Kebijakan Perbatasan Mengerikan Trump, Janjikan Persatuan Kembali Keluarga Migran

Pengguna Jalan Resah, Ceceran Tanah dari Ban Truk Tangki Semen Curah Berserakan di Jalan Nasional

Sejak 10 Desember lalu hingga Rabu sore, tadi, tidak ditemukan lagi kasus baru atau tidak ada lagi penambahan kasus pasien Positif Corona yang dirawat di rumah sakit dan yang diisolasi di rumah.

Juga tidak ada lagi kasus baru probable (PDP) dan data suspek (ODP) di wilayah sembilan kecamatan di Kabupaten Abdya dengan jumlah penduduk sekitar 150 ribu jiwa.   

Dari jumlah 94 warga Abdya terkonfirmasi Positif Covid-19, sebanyak 86 pasien berhasil sembuh setelah menjalani rawatan di rumah sakit dan isolasi di rumah.

Sedangkan 8 pasien lainnya meninggal dunia. 

Sebanyak 86 pasien positif dinyatakan sembuh itu setelah mereka menjalani rawatan di Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin (RSUZA) Banda Aceh dan Rumah Sakit Umum Teungku Peukan (RSUTP) Abdya.

Beberapa orang di antaranya menjalani isolasi di rumah setelah dirawat di rumah sakit.

Sementara 8 pasien Positif Corona akhirnya meninggal dunia, masing-masing 3 warga Kecamatan Babahrot, 2 warga Kecamatan Blangpidie, 1 warga Kecamatan Jeumpa, 1 warga Kecamatan Lembah Sabil, dan 1 warga Kecamatan Kuala Batee.

Sementara probable atau pasien bergejala Covid-19 di Kabupaten Abdya, hasil pendataan sejak Maret 2020 lalu, berjumlah 47 orang.

Sebanyak 43 orang diantaranya dinyatakan sembuh karena tidak ditemukan lagi gejala Covid-19 setelah dirawat.

Sedangkan empat pasien probable lainnya meninggal dunia, yaitu satu  warga Kecamatan Kuala Batee, satu warga Kecamatan Blangpidie, dan satu warga asal Jakarta Selatan, dan satu warga Kecamatan Susoh.

Data terakhir Suspek di Kabupaten Abdya, sejumlah 202 orang, hasil pendataan sejak Maret 2020 lalu. Tapi, seluruhnya selesai menjalani isolasi di rumah sejak dua bulan lalu.

Kepala Dinkes Abdya, Safliati SST MKes kepada Serambinews.com, Rabu (3/2/2021)  membenarkan tidak ada lagi penambahan kasus baru warga terkonfirmasi Positif Covid-19 kurun waktu hampir dua bulan terakhir atau sejak 10 Desember 2020 lalu. 

“Terakhir, kita mengirim sampel swab untuk diperiksa di laboratorium di Banda Aceh tanggal 17 Januari lalu, tapi hasilnya negatif,” kata Safliati.

Setelah itu memang tidak ada pengambilan swab karena tidak ditemukan lagi kasus  baru probable (PDP) dan data Suspek (ODP) Covid-19, baik di Rumah Sakit Umum Teungku Peukan (RSUTP) dan puskesmas-puskesmas.

Kepala Dinkes Abdya mengingatkan bahwa penyebaran Covid-19 yang berhasil ditekan untuk sementara di Abdya, diharapkan tidak membuat warga menjadi lengah dalam penerapan protkes.

1.462 Dosis Vaksin Sinovac Didistribusikan ke Puskesmas-pukesmas 

Sementara itu, sebanyak 1.462 dosis Vaksin Sinovac yang sudah diterima Dinkes Kabupaten Abdya, Senin malam lalu, didistribusikan ke pukesmas-puskesmas yang tersebar dalam sembilan kecamatan, mulai Kamis (4/2/2021).

Sedangkan launching vaksinasi (penyuntikan) terhadap sasaran dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Teungku Peukan (RSUTP) Abdya di Padang Meurantee, Desa Ujong Padang, Kecamatan Susoh pada 10 Februari mendatang.

“Penyuntikan vaksin Sinovac dilaksanakan terhadap sasaran kalangan pejabat pemerintah pada acara launching di RSUTP pada 10 Februari.

Dilanjutkan terhadap sasaran nakes (tenaga kesehatan) sampai di puskesmas-puskesmas,” kata Kepala Dinkes Abdya, Safliati SST MKes kepada Serambinews.com, Rabu (3/2/2021) sore.

Artinya, untuk tahap pertama ini,  pelaksanaan vaksinasi bukan terhadap masyarakat umum, melainkan terhadap pejabat pemerintah, termasuk TNI/Polri.

Tapi, diketahui jadwal pelaksanaan vaksinasi terhadap masyarakat umum.

Vaksin produksi Sinovac Life Sciences Co Ltd Cina dan PT Bio Farma (Persero) itu didistribusikan ke-15 titik lokasi, terdiri dari 13 lokasi puskesmas tersebar dalam sembilan kecamatan, RSUTP dan Klinik Kesehatan Polres Abdya.

Tenaga kesehatan yang disuntik vaksin Covid-19 di Kabupaten Abdya sesuai dengan jumlah yang telah terdaftar oleh pusat, mungkin lebih dari 1.462 orang. Namun, barang kali ada diantara nakes itu yang tidak bisa divaksinasi Sinovac.

Karena yang menjadi sasaran vaksinasi Sinovac adalah  mereka berumur 18 sampai 59 tahun, namun terlebih dahulu dilakukan screening.

Sebab, ada 16 kriteria yang tidak mendapatkan vaksinasi Covid-19 atau tidak bisa disuntik.

Pertama, mereka yang pernah terkonfirmasi menderita Covid-19.

Selanjutnya, mereka yang hamil atau menyusui,

Gejala Ispa seperti batuk/pilek/sesak napas dalam 7 hari terakhir,

Kontak erat/Suspek/konfirmasi/sedang dalam perawatan karena penyakit Covid-19,

Memiliki riwayat alergi berat atau mengalami gejala sesak napas, bengkak dan kemerahan setelah divaksinasi Covid-19 sebelumnya,

Mendapatkan terapi aktif jangka panjang  terhadap penyakit kelainan darah,

Menderita penyakit jantung (gagal jantung/penyakit jantung coroner),

Menderita penyakit autoimun sistemik (sle/lupus, sjogren, vaskulis dan autoimun lainnya),

Menderita penyakit ginjal (penyakit ginjal kronis/sedang menjalani hemodialysis/dialysis peretonial/tranplantasi ginjal/sidroma nefrotik dengan kortikosteroid),

Menderita penyakit reumatik autoimun/rhematoid arthritis,

Menderita penyakit saluran pencernaan kronis,

Menderita penyakit hepertiroid/hipotiroid karena autoimun,

Menderita penyakit kanker, kelainan darah, imunokompromais/defisiensi imun dan penerima produk darah/tranfusi,

Menderita penyakit diabetes melitus,

Menderita HIV, dan

Memiliki penyakit paru (Asma, PPOK, TBC).

Seperti diberitakan, Vaksin Sinovac untuk Kabupaten Aceh Abdya akhirnya tiba, Senin (1/2/2021) malam lalu.

Mobilisasi vaksin tersebut ke Abdya dikawal ketat pihak kepolisian.

Kepala Dinkes Abdya, Safliati SST MKes saat dikonfirmasi membenarkan bahwa vaksin untuk Abdya sudah tiba, Senin malam.

“Iya benar, vaksin ini akan kita gunakan untuk para tenaga kesehatan Abdya, jadi vaksin yang tiba ini bukan untuk masyarakat," ujar Safliati.

Ia menyebutkan, paket yang diterima terdiri 1.462 pac, ADS 1.462 pc, safety box 29 box, alkohol swab 1462 pac, dan APD 150 pac. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved