Kisah Nurul Fitri, Pengusaha Tas yang Sukses Besarkan Brand Sendiri, Sempat Kecewa Jadi Reseller
Wanita yang akrab disapa Pipit ini mendirikan Qlavinka, sebuah brand yang memproduksi tas-tas wanita
SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Nurul Fitri Istiqomah kini sukses menjadi pengusaha tas buatannya sendiri.
Wanita yang akrab disapa Pipit ini mendirikan Qlavinka, sebuah brand yang memproduksi tas-tas wanita.
Adapun jenis tas produk Qlavinka seperti waist bag (tas pinggang), sling bag (tas selempang), dan tote bag (tas bahu).
Bersama suaminya, Pipit mendesain dan membuat sendiri tas-tas berbahan kulit sintetis.
Qlavinka membidik perempuan-perempuan aktif berusia 25-38 tahun yang senang jalan-jalan santai dan membutuhkan tas yang ringan, simple, namun tetap fashionable.
Kesuksesan Pipit ini bermula suatu hari ia dilanda kegelisahan setelah merasakan tas-tas impor yang dia jual sebagai reseller kualitasnya sungguh jelek, karena mutunya di bawah standar.
“Hanya tampak bagus dan cantik di foto, tapi kenyataannya tidak seperti itu.
"Mutunya rendah, mulai dari jahitan, potongan bahan, semuanya," kata wanita yang akrab disapa Pipit (28) ini, Senin (1/2/2021).
Ibu dua putri ini khawatir dirinya ikut kecipratan dosa karena menjual barang-barang yang tak sesuai dengan yang diiklankan.
Keluhan pelanggan mulai berdatangan.
Mereka kecewa dengan produk yang dibeli dari Pipit karena kualitasnya jauh dari harapan.
Pelanggannya pergi satu per satu hingga tak bersisa lagi.
Dari situ, Pipit berpikir untuk memulai usaha tasnya sendiri dengan kualitas yang lebih baik, namun harganya tetap terjangkau.
Bermodalkan pengalaman menjualkan tas produksi orang lain dan ketertarikannya memperhatikan tren fashion dunia, khususnya tas, pada 2019, Pipit mendirikan Qlavinka, sebuah brand yang memproduksi tas-tas wanita, seperti waist bag (tas pinggang), sling bag (tas selempang), dan tote bag (tas bahu).
Koleksi mereka bisa dilihat lewat akun resmi mereka di Instagram, @qlavinka.
Qlavinka membidik perempuan-perempuan aktif berusia 25-38 tahun yang senang jalan-jalan santai dan membutuhkan tas yang ringan, simple, namun tetap fashionable.
"Dan tentu saja dengan harga yang masih terjangkau. Pelanggan kami suka sekali dengan tas-tas lucu, namun harganya masih di bawah Rp 100 ribu," ujar Pipit.
Bersama suaminya, Pipit mendesain dan membuat sendiri tas-tas berbahan kulit sintetis.
Kualitasnya mereka sesuaikan dengan harga jual, namun tidak murahan.
Jahitan tas dibuat serapi mungkin.
Bahan tas tebal, namun tetap lentur.
Aksesoris yang dipakai pun dipilih yang kualitasnya bukan abal-abal, seperti rantai yang tebal atau ritsleting yang tidak gampang macet.
"Ternyata bisa kok membuat barang-barang bagus dengan harga jual murah, tapi kualitasnya tetap oke," kata Pipit.
Tas-tas itu mereka jual secara online, termasuk lewat toko resmi mereka di marketplace.
Dua tahun berjalan, Qlavinka semakin mendapat tempat di hati pelanggannya.
Produksinya kian bertambah dan kini mencapai 1.000 unit tas per bulannya.
Saat ini, produk waist bag masih menjadi best seller dari jajaran tas produksi Qlavinka.
Sekitar 95 persen pelanggannya puas dengan produk ini, bahkan ada yang melakukan repeat order hanya untuk mengoleksi semua warnanya.
Pipit puas dengan perkembangan Qlavinka.
Dia pun selalu berupaya up-to-date dalam mengikuti tren untuk desain-desain tasnya.
Jika kebanyakan orang berkiblat ke Cina atau Korea, Pipit lebih condong ke barat, seperti tren fashion di Eropa atau Amerika agar tasnya tampak berbeda dari yang sudah bertebaran di pasaran.
Ke depannya, selain memperluas jaringan pemasaran dan menambah jumlah produksi, Pipit menargetkan untuk lebih memberdayakan reseller.
Dengan menambah jumlah reseller, Pipit berharap akan lebih banyak lagi orang, terutama perempuan, yang terbantu dalam memperbaiki perekonomian keluarganya yang terpuruk sebagai imbas krisis akibat pandemi.
• Terjaring Razia, Satgas Yustisi Beri Sanksi Ini untuk 36 Pelanggar Protkes
• Jadwal Pendaftaran CPNS 2021 - Ini 8 Formasi CPNS 2021 untuk Lulusan SMA dan Persyaratannya
• VIDEO - Seorang Pejabat Minum Hand Sanitizer karena Mengira Botol Air Minum
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kisah Nurul, Pengusaha Tas Cimahi Sukses Besarkan Brand Sendiri Setelah Kecewa Jadi Reseller