Berita Luar Negeri
3.500 Ayam Mati Akibat Sopir Truk Antre Tes Covid-19
Macet panjang buntut dari antrean tes Covid-19 membuat sopir truk harus menunggu berjam-jam, dan berakibat ribuan ayam yang diangkutnya mati
SERAMBINEWS.COM - Macet panjang buntut dari antrean tes Covid-19 membuat sopir truk harus menunggu berjam-jam, dan berakibat ribuan ayam yang diangkutnya mati.
Kemacetan parah itu terjadi di Tuas Checkpoint, jalur yang menghubungkan Malaysia dengan Singapura.
Ayam-ayam yang mati adalah ternak dari peternakan Malaysia untuk dipotong di Singapura.
World of Buzz yang melansir media Malaysia berbahasa China, Sin Chew, pada Jumat (29/1/2021) melaporkan bahwa kemacetan itu terjadi dua hari terakhir.
Para sopir truk yang masuk Singapura harus tes virus corona sehingga membuat waktu perjalanan molor sampai 13 jam.
• Tenaga Kesehatan Meninggal Setelah Divaksin Covid-19, Begini Penjelasan Kepala Dinas Kesehatan
Ketua Asosiasi Pedagang Unggas Singapura, Ong Kian Sun, mengungkapkan 3.500 ayam mati lemas setelah menempuh perjalanan selama 18 jam pada 27 Januari.
Akibatnya, sekitar 10 rumah potong hewan ikut terdampak insiden ini.
Sehari sebelumnya sekitar 2.300 ekor ayam hidup bernasib sama, dan mengakibatkan kerugian puluhan ribu dollar Singapura atau ratusan juta rupiah.
Mulai 2022 Otoritas Imigrasi & Pos Pemeriksaan Singapura, Kementerian Perdagangan dan Industri, serta Badan Pangan Singapura membuat pernyataan bersama bahwa kemacetan di Tuas Checkpoint disebabkan berbagai alasan.
“Kemacetan itu karena kombinasi beberapa faktor. Volume kargo kembali ke level sebelum Covid dan dengan terus ditutupnya Bangunan Sultan Iskandar Malaysia dari pukul 19.00 hingga 07.00,
serta Tahun Baru Imlek yang akan datang, volume kargo keseluruhan sekarang lebih terkonsentrasi pada waktu-waktu tertentu dalam sehari, yang menyebabkan padatnya lalu lintas,” kata mereka dikutip Kompas.com dari Malay Mail.
• Istana tak Jawab Surat AHY Soal Kudeta Partai Demokrat, Begini Tanggapan Sekjen Teuku Riefky Harsya
Malay Mail juga mewartakan, sekitar 4-5 truk ayam dari Johor menuju ke Singapura setiap harinya, dan sekitar 6 persen ayam di tiap truk akan mati dalam perjalanan, menurut perkiraan petugas operasi di Boong Poultry, Oh Wei Chiat.
"Salah satu alasan karena panas. Mereka juga berhimpitan di ruang sempit dalam waktu lama."
"Butuh waktu 2-3 jam menuju checkpoint, dilanjutkan sekitar 12 jam kemacetan.
Dan mereka (ayam-ayam) itu tanpa makanan dan minuman, karena kami biasanya tidak memberi makan ayam sebelum mengangkutnya," terang Oh ke Straits Times.
Meski semakin banyak ayam yang mati dalam pengiriman dari hari ke hari, ketua pemotongan hewan mengaku tidak tahu siapa yang harus menanggung biaya kerugian tersebut.
• Bupati Terpilih Berstatus Warga AS, Begini Tanggapan PDIP Selaku Partai Pengusung Orient Riwu Kore
Dampak lainnya, sopir-sopir truk kini enggan mengemudi ke Singapura meski sudah disediakan air minum dan makanan untuk ayam.
"Sopir tidak mau mengirim karena terjebak macet lama, bisa merusak kesehatan mental mereka," kata ketua rumah jagal dikutip dari World of Buzz.
Dirinya pun berharap Pemerintah Singapura dan Malaysia bisa bekerja sama untuk menyelesaikan masalah ini.
Sejak 22 Januari sopir truk yang masuk Singapura harus menjalani tes rapid antigen Covid-19, dan jika positif mereka dilarang masuk.
Ketua Asosiasi Pedagang Unggas Singapura Ong Kian Sun mengatakan, situasi sudah membaik pada Jumat pekan lalu karena kemacetan berkurang.
• Resep Ikan Pepes Kembung, Balutan Bumbu Nikmat yang Menggugah Selera
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sopir Truk Antre Tes Covid-19 Berjam-jam, 3.500 Ayam Bawaannya Mati",
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/aceh/foto/bank/originals/ayam1_20161013_181913.jpg)