Internasional

Turki Buru Kaum Uighur, Deportasi ke China Dengan Imbalan Vaksin Covid-19

Abdullah Metseydi, seorang warga Uighur di Turki, sedang bersiap tidur ketika mendengar keributan, lalu ada gedoran di pintu.

Editor: M Nur Pakar
AP
Muhammed Emin, seorang anggota komunitas Uighur, melihat keluar dari toko rotinya di lingkungan Zeytinburnu, Istanbul, Turki, Selasa (2/2/2021). 

Tetapi meskipun sangat sedikit yang benar-benar dideportasi untuk saat ini, penahanan baru-baru ini telah membuat merinding komunitas Uighur Turki yang diperkirakan 50.000 orang.

Dalam beberapa pekan terakhir, duta besar Turki di Beijing memuji vaksin China sambil menambahkan Ankara menghargai "kerja sama yudisial" dengan China.

Sebuah kode yang ditakuti orang Uighur untuk kemungkinan tindakan keras.

Di masa lalu, sejumlah kecil orang Uighur telah pergi ke Suriah untuk berlatih dengan militan.

Tetapi kebanyakan orang Uighur di Turki menghindari para jihadis dan khawatir mereka menyakiti perjuangan Uighur.

Pengacara yang mewakili warga Uighur yang ditahan mengatakan dalam kebanyakan kasus, polisi Turki tidak memiliki bukti terkait dengan kelompok teror.

Profesor hukum Ankara Ilyas Dogan yakin penahanan itu bermotif politik.

"Mereka tidak memiliki bukti konkret," kata Dogan, yang mewakili enam orang Uighur yang sekarang berada di pusat deportasi, termasuk Metseydi.

Bahkan jika RUU itu diratifikasi, Dogan meragukan akan ada deportasi massal, mengingat simpati publik yang luas untuk Uighur di Turki.

Namun dia yakin kemungkinan individu dideportasi akan meningkat secara signifikan.

Seorang Suami Uighur di Australia Sambut Kembalinya Sang Istri, Sempat Terkurung di Xinjiang

Karena ikatan budaya bersama, Turki telah lama menjadi tempat berlindung yang aman bagi orang Uighur, kelompok Turki yang berasal dari wilayah Xinjiang barat jauh China.

Presiden Turki Recep Erdogan mengecam perlakuan China terhadap Uighur sebagai "genosida" lebih dari satu dekade lalu.

Itu semua berubah dengan upaya kudeta di Turki pada 2016, yang mendorong pembersihan massal dan mengasingkan Erdogan dari pemerintah Barat.

Yang menunggu untuk mengisi kekosongan adalah China, yang meminjamkan dan menginvestasikan miliaran di Turki.

China juga mulai meminta ekstradisi lebih banyak warga Uighur dari Turki.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved