Berita Lhokseumawe

Ini Penjelasan UNHCR Terkait Berkurangya Pengungsi Rohingya di Lhokseumawe

“Kami ketahui dari wawancara yang dilakukan sesaat setelah ketibaan mereka di Aceh, bahwa sebagian besar dari pengungsi Rohingya tersebut memiliki...

Penulis: Zaki Mubarak | Editor: Nurul Hayati
For Serambinews.com
Migran Rohingya saat terdampar di Pantai Ujong Blang, Lhokseumawe, pada September 2020. 

“Kami ketahui dari wawancara yang dilakukan sesaat setelah ketibaan mereka di Aceh, bahwa sebagian besar dari pengungsi Rohingya tersebut memiliki pertalian keluarga di Malaysia dan bahwa mereka pada awalnya bermaksud untuk bergabung dengan keluarga mereka di sana,” kata Mitra Suryono, Associate External Relation/Public Information Officer UNHCR Jakarta, melalui keterangan tertulis, kepada Serambinews.com, Sabtu (6/2/2021).

Laporan Zaki Mubarak | Lhokseumawe

SERAMBINEWS.COM,LHOKSEUMAWE – Beberapa bulan yang lalu jumlah pengungsi Rohingya di BLK, Kandang Lhokseumawe semakin berkurang.

Hal itu dikarenakan, banyak dari kalangan Etnis Rohingya meninggalkan kamp pengungsian dengan tujuan Medan dan Malaysia.

Untuk diketahui, setelah kedatangan di Aceh pada Bulan Juni dan September 2020, hampir 400 pengungsi Rohingya terdaftar dan diberikan penampungan serta bantuan di Lhokseumawe, Aceh Utara.

Oleh karena itu, UNHCR memuji Pemerintah Indonesia dan masyarakat di Aceh yang telah menerima dan menawarkan perlindungan bagi para pengungsi, setelah mereka menghabiskan waktu berbulan – bulan di laut.

Sebelumnya, para migran Rohingya sudah berkali – kali ditolak untuk berlabuh di kawasan Asia Tenggara.

Namun, pada 1 Februari 2021, jumlah populasi di tempat penampungan tercatat berjumlah 111 migran Rohingya.

Wali Kota Resmikan Kantor Sekretariat PW HUDA Banda Aceh

Mengindikasikan bahwa sekitar 280 migran itu, telah meninggalkan tempat penampungan dalam beberapa bulan terakhir.

Meskipun, UNHCR tidak dapat mengkonfirmasi keberadaan mereka yang telah meninggalkan tempat penampungan.

“Kami ketahui dari wawancara yang dilakukan sesaat setelah ketibaan mereka di Aceh, bahwa sebagian besar dari pengungsi Rohingya tersebut memiliki pertalian keluarga di Malaysia dan bahwa mereka pada awalnya bermaksud untuk bergabung dengan keluarga mereka di sana,” kata Mitra Suryono, Associate External Relation/Public Information Officer UNHCR Jakarta, melalui keterangan tertulis, kepada Serambinews.com, Sabtu (6/2/2021).

Dikatakannya, banyak di antara mereka yang telah terpisah dari keluarga intinya seperti orang tua dan pasangan, selama bertahun – tahun.

Kemudian kantor UNHCR di Indonesia dan Malaysia telah melakukan kontak erat, untuk memberikan perlindungan dan kebutuhan lain kelompok pengungsi ini.

Lalu, pengungsi seringkali menempuh jalur irreguler dan jalur yang beresiko, karena tidak adanya pilihan jalur yang sesuai hukum bagi mereka, untuk mencari keselamatan dan bersatu dengan keluarganya.

“Staf UNHCR dan organisasi mitra kerja kami, termasuk yang berada di lokasi penampungan di Lhokseumawe, telah berulang kali memberikan konseling kepada pengungsi mengenai resiko dari perjalanan ireguler, termasuk resiko menggunakan jaringan penyelundup,” terang Mitra.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved