Kawanan Gajah Merusak Sawah
Kawanan gajah antara lain merusak sawah milik Hasan Jami, Bukni, Irwansyah, dan Samsiman
SUKA MAKMUE - Gangguan gajah liar kembali terjadi di Desa Blang Teungku, Kecamatan Seunagan Timur, Nagan Raya, Kamis (4/2/2021) malam. Kawanan gajah itu merusak hektaran sawah milik petani setempat. Warga setempat tidak tahu harus berbuat apa karena aksi gajah liar itu sudah kerap terjadi.
Kawanan gajah antara lain merusak sawah milik Hasan Jami, Bukni, Irwansyah, dan Samsiman. Sehari sebelumnya gajah juga merusak sawah milik Ajidam. Dengan demikian, jumlah warga yang lahannya diamuk gajah terus bertambah mencapai 17 orang.
Keuchik Blang Teungku, Samsirman kepada Serambi, Jumat (5/2/2021) mengatakan, gajah masih terus berkeliaran tidak jauh dari permukiman penduduk. "Data yang sudah kami catat sebanyak 17 kebun warga yang menjadi korban gajah," katanya.
Dijelaskan, gajah berpindah-pindah dari satu desa ke desa lain di Kecamatan Seunagan Timur seperti Blang Teungku, Tuwi Meulesong, Kandeh, Blang Lango, dan Kila. Kalaupun diusir pakai mercon, hanya menjauh sementara. Setelah itu kembali ke desa setempat dengan merusak sawah dna kebun. "Warga resah. Selain tanaman yang menjadi korban, juga ancaman jiwa bila petani ke kebun," ungkapnya.
Dikatakan, gajah merusak kebun jagung, kacang tanah, pepaya, pinang dan sawah sehingga menjadi gagal panen. Warga berharap adanya penanganan yang permanen dari pemerintah, sehingga gajah menjauh ke hutan belantara.
Keuchik Blang Teungku mengatakan, persoalan gajah liar sudah disampaikan ke BKSDA, sehingga bisa ditangani. Selain ke BKSDA, pihaknya juga sudah melaporkan ke camat, BPBD, BPN, dan sejumlah lembaga terkait lainnya di Nagan Raya.
Penduduk berharap dibangun sebuah CRU (conservation response unit) yang merupakan tempat penjinakan gajah. "Dengan tersedia gajah jinak, maka dapat dihalau gajah liar," katanya.
Dikatakan, penduduk sejumlah desa yang sering muncul gajah mendukung hadirnya CRU di kawasan mereka. Sebab, persoalan gangguan gajah terus berulang. Selama ini, ungkap keuchik, penanganan gajah liar masih menggunakan mercon untuk mengusir. Namun, dengan cara begini, gajah hanya menjauh sementara. "Kami juga berharap adanya perhatian bantuan untuk korban kebun/sawah yang dirusak gajah. Sejauh ini belum ada yang membantu," katanya.
Keuchik Tuwi Meuleusong, Arfandi juga menyampaikan harapan dibangun CRU di daerah mereka, sehingga akan maksimal dalam menangani gajah liar.
Warga setempat berharap adanya penanganan yang komprehensif dari pemerintah. Jika dibiarkan, bukan harta benda dan nyawa warga yang terancam. Konflik ini juga bisa mengancam nyawa hewan yang dilindungi tersebut jika berlarut-larut.
Camat Seunagan Timur, Okta Umran sebelumnya juga mengaku bahwa gangguan gajah sering terjadi pada beberapa desa di wilayahnya. Karena itu, butuh penanganan segera secara maksimal, sehingga gajah kembali ke hutan dan penduduk kembali hidup tenteram.(riz)