Moeldoko Rileks Menyeruput Kopi: Aku Nambah Kopi, Ada yang Semakin Grogi
Di tengah hangatnya isu kudeta Partai Demokrat, Kepala Staf Presiden Moeldoko tampak rileks dengan menyeruput kopi.
"Memang orang kurang kerjaan apa Pak Presiden bicara ini, ngurusi Covid aja enggak keruan kita pusing, ngapain mikirin yang enggak-enggak begini," ujarnya.
Kendati demikian, Moeldoko mengakui beberapa kali melakukan pertemuan dengan sejumlah pihak.
Namun, ia tak menyebutkan detail pihak-pihak yang dimaksud.
Moeldoko mengungkap pertemuan itu beberapa kali dilakukan di rumahnya dan beberapa kali di hotel.
Dalam pertemuan tersebut, Moeldoko mengaku mendengarkan banyak cerita dan emosi.
Namun, Moeldoko menyebut pertemuan itu hanya sekadar ngopi-ngopi.
Ia menegaskan tak punya kuasa untuk mengudeta kepemimpinan Partai Demokrat.
"Bingung juga ya saya, orang ngopi-ngopi kok bisa ramai begini," katanya.
Moeldoko memastikan bahwa ia merupakan orang di luar Partai Demokrat yang tak punya hak melakukan kudeta.
Sebab, pergantian kepemimpinan partai mestinya mengacu pada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART).
"Saya siapa sih? Saya ini apa? Wong biasa-biasa aja. Di Demokrat ada Pak SBY (Susilo Bambang Yudhoyono), ada putranya, Mas AHY, apalagi kemarin dipilih secara aklamasi. Kenapa mesti takut dia," kata Moeldoko.
Isu pengambilalihan kekuasaan Partai Demokrat mulanya digulirkan oleh AHY dalam konferensi pers yang digelar Senin (1/2/2021) siang.
AHY menyebutkan, orang yang ingin mengambil alih kursi Ketua Umum partainya ini berada di lingkaran terdekat Presiden Jokowi.
"Menurut kesaksian dan testimoni banyak pihak yang kami dapatkan, gerakan ini melibatkan pejabat penting pemerintahan, yang secara fungsional berada di dalam lingkar kekuasaan terdekat dengan Presiden Joko Widodo," kata AHY melalui tayangan YouTube Agus Yudhoyono.
Tak berselang lama, Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra menggenapi pernyataan AHY.