Berita Lhokseumawe
Berapa Kali Gerhana Pada Tahun 2021 yang Bisa Disaksikan di Aceh? Ini Hasil Kajian Ilmu Falak
Pada tahun 2021, secara kajian ilmu falak, akan terjadi empat kali gerhana, yakni dua kali gerhana matahari dan dua kali gerhana bulan.
Penulis: Saiful Bahri | Editor: Nurul Hayati
Dosen Ilmu Falak Jurusan Jurusan Astronomi Islam Fakultas Syariah IAIN Lhokseumawe, Tgk Ismail Is, Senin (5/2/2021), menyebutkan, pada tahun 2021, secara kajian ilmu falak, akan terjadi empat kali gerhana, yakni dua kali gerhana matahari dan dua kali gerhana bulan.
Laporan Saiful Bahri I Lhokseumawe
SERAMBINEWS.COM, LHOKSEUMAWE - Sesuai pengkajian ilmu falak, sepanjang tahun 2021 akan terjadi empat kali gerhana.
Dua kali gerhana matahari dan dua kali gerhana bulan.
Dosen Ilmu Falak Jurusan Jurusan Astronomi Islam Fakultas Syariah IAIN Lhokseumawe, Tgk Ismail Is, Senin (5/2/2021), menyebutkan, pada tahun 2021, secara kajian ilmu falak, akan terjadi empat kali gerhana, yakni dua kali gerhana matahari dan dua kali gerhana bulan.
Rinciannya:
1. Gerhana bulan total, 26 Mei 2021 M atau 15 Syawal 1442 H.
2. Gerhana bulan parsial, 19 November 2021 M atau 15 Rabiul Akhir 1443 H.
3. Gerhana matahari cincin, 10 Juni 2021 M atau 29 Syawal 1442 H.
4. Gerhana matahari total, 4 Desember 2021 M atau 29 Rabiul Akhir 1443 H.
• FEB UNIKI Bireuen Yudisum 22 Lulusan Magister Manajemen, Ini Pesan Rektor
Dari empat gerhana yang akan terjadi pada tahun 2021, lanjut Tgk Ismail, hanya satu kali gerhana yang bisa dilihat dari Aceh, yaitu gerhana bulan total yang akan terjadi pada 26 Mei 2021 mulai pukul 16.45.19 WIB sampai pukul 19.51.41 WIB atau selama tiga jam enam menit 22 detik.
"Gerhana bulan total ini dasarnya bisa disaksikan di seluruh Indonesia, termasuk Aceh, yakni saat bulan terbit di ufuk timur sampai peristiwa gerhana selesai," pungkasnya.
Untuk diketahui, gerhana merupakan peristiwa terhalangnya cahaya dari sebuah sumber oleh benda yang lain.
Seperti terhalang cahaya matahari oleh bulan yang menyebabkan terjadinya gerhana matahari dan terhalang cahaya matahari oleh bumi yang menyebabkan gerhana bulan.
Gerhana matahari terjadi pada fase bulan baru (new moon).
Sedangkan gerhana bulan terjadi pada fase bulan purnama (full moon),
Namun, tidak setiap bulan baru akan terjadi gerhana matahari dan tidak setiap bulan purnama terjadi gerhana bulan.
Hal ini disebabkan, bidang orbit bulan dalam mengitari bumi tidak sejajar dengan bidang orbit bumi dalam mengitari matahari.
Gerhana matahari dikenal ada empat jenis.
Pertama gerhana matahari total, dimana saat puncak gerhana terjadi, seluruh piringan matahari ditutupi oleh piringan bulan, sehingga matahari terlihat hitam dan memancarkan cahaya korona yang indah.
Kedua, gerhana parsial, dimana saat puncak gerhana terjadi hanya sebagian piringan matahari ditutupi oleh piringan bulan.
Ketiga, gerhana cincin, dinamai dengan cincin karena saat puncak gerhana terjadi, piringan bulan hanya menutupi pertengahan piringan matahari saja, sehingga matahari terlihat bercahaya pada lingkaran pinggir saja yang berbentuk mirip cincin dan pada posisi tengah matahari berwarna hitam.
Keempat, gerhana hibrida, dimana saat puncak gerhana terjadi, di satu daerah terlihat gerhana matahari total dan di daerah lain terlihat berbentuk gerhana cincin. Gerhana jenis terakhir ini tergolong peristiwa gerhana yang relatif jarang terjadi atau langka.
Sedangkan gerhana bulan, lanjut Tgk Ismail, dikenal ada tiga macam jenisnya.
• SKPA Diminta Segera Lelang Proyek
Pertama, gerhana bulan total, dimana saat puncak gerhana seluruh piringan bulan memasuki bayangan umbra (inti) bumi, sehingga bulan terlihat saat itu berwarna hitam kemerah-merahan.
Kedua, gerhana bulan sebagian (parsial), dimana saat puncak gerhana terjadi, permukaan bulan hanya sebagian memasuki dalam bayang inti bumi (bayang umbra).
Ketiga, gerhana bulan penumbra, dimana bulan hanya memasuki dalam kerucut bayang luar bumi saja (bukan bayang inti bumi), tidak sampai ke dalam bayang inti (bayang umbra).
Pada saat gerhana ini terjadi, secara kasat mata, bulan hanya terlihat redup, tidak memancarkan sinar yang kuat seperti pada saat purnama-purnama lainnya.
Untuk mengetahui proses terjadinya gerhana penumbra, harus menggunakan teleskop. (*)
• Apes, Baru Pasok Barang untuk Kios Kelontong, Tempat Usaha Kakek di Lhokseumawe Ini Ludes Terbakar