Luar Negeri

Trump Tidak Akan Kembali ke Twitter, Akunnya Diblokir Permanen

Mantan presiden AS Donald Trump, tidak akan pernah diizinkan untuk kembali di Twitter. Bahkan jika dia memenangkan kembali kursi kepresidenan.

Editor: Zaenal
AFP
Mantan presiden AS Donald Trump 

SERAMBINEWS.COM, WASHINGTON – Platform media sosial Twitter menegaskan mantan presiden AS Donald Trump, tidak akan pernah diizinkan untuk kembali di Twitter.

“Bahkan jika dia (Trump) memenangkan kembali kursi kepresidenan,” tegas Ned Segal, Chief Financial Officer perusahaan Twitter, Rabu (10/2/2021).

Dikutip Serambinews.com dari Anadolu Agency, penegasan itu disampaikan Segal dalam sebuah wawancara dengan CNBC.

"Cara kerja kebijakan kami, ketika Anda dihapus dari platform, Anda dihapus dari platform, baik Anda komentator, CFO, atau mantan atau pejabat publik saat ini," kata Segal.

"Ingat, kebijakan kami dirancang untuk memastikan bahwa orang tidak menghasut kekerasan, dan jika ada yang melakukan itu, kami harus menghapus mereka dari layanan dan kebijakan kami tidak mengizinkan orang untuk kembali," tambahnya.

Twitter pada 8 Januari menangguhkan akun Trump karena risiko "memicu kekerasan lebih lanjut".

Pembekuan akun Trump dilakukan dua hari setelah massa pendukungnya menyerbu Capitol AS, yang menewaskan sedikitnya lima orang.

Pernyataan Trump bahwa dia mencintai orang-orang "sangat istimewa" yang menyerbu Capitol, yang diposting di Twitter, menjadi salah satu pertimbangan Twitter untuk membekukan akun Trump.

Selain di Twitter, Trump juga diblokir oleh sejumlah perusahaan media sosial lain, termasuk Facebook dan Instagram.

Donald Trump Sangat Frustrasi, Twitter Tetap Tutup Akunnya

YouTube Perpanjang Hukuman Blokir Akun Donald Trump, Twitter Tutup Permanen

Akun Twitter Donald Trump. Twitter mengungkapkan akun Donald Trump, @realDonaldTrump, ditutup secara permanen karena dinilai memicu kekerasan lebih lanut.
Akun Twitter Donald Trump. Twitter mengungkapkan akun Donald Trump, @realDonaldTrump, ditutup secara permanen karena dinilai memicu kekerasan lebih lanut. (Tangkap Layar Twitter)

Menghasut Pemberontakan

Trump dimakzulkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat pada 13 Januari dengan tuduhan "menghasut pemberontakan".

Dia menjadi presiden pertama yang dimakzulkan untuk kedua kalinya dalam sejarah AS.

Anggota Kongres Jamie Raskin, yang merupakan jaksa utama DPR, mengatakan Trump adalah "pemicu utama" dari apa yang disebutnya "pemberontakan yang berbahaya."

"Dia melihatnya datang dan tidak terlalu terkejut dengan kekerasan itu," kata Raskin.

"Dia menyuruh mereka bertarung sekuat tenaga, dan mereka membawa kita ke neraka pada hari itu," lanjut Raskin.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved