Viral Medsos
Satu Desa Borong Mobil Baru, Warga Rata-rata Dapat Rp 8 Miliar Hasil Jual Tanah untuk Kilang Minyak
Nilai tanah di sekitar lokasi pun dihargai mulai Rp 600-800 ribu. Gihanto pun mengungkap pendapatan warga dari hasil penjualan tanah, yang jika dirata
Penulis: Yeni Hardika | Editor: Safriadi Syahbuddin
SERAMBINEWS.COM - Baru-baru ini media sosial sedang dihebohkan dengan peristiwa unik, yaitu warga satu desa memborong mobil baru hingga ratusan unit.
Bukan tanggung-tanggung, total ada 176 unit mobil yang dipesan oleh warga di desa tersebut.
Bahkan, warga di desa ini memborong mobil itu secara bersamaan hingga diantar ke rumahnya juga berbarengan.
Ratusan mobil itu merupakan milik warga di Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur.
Kehebohan ini bermula dari unggahan video akun TikTok @rizkii.02, Minggu (14/2/2021), yang menampilkan puluhan truk mengantri di jalan pedesaan tersebut.
Dalam tayangan video itu, masing-masing mobil truk mengangkut ragam jenis dan merk mobil baru untuk diantar ke rumah pembelinya.
Baca juga: Heboh Warga Satu Desa Beli Mobil Baru Hingga Ratusan Unit, Ternyata Ada Proyek Ini di Pedesaan
Menurut keterangan yang ditulis oleh pengunggah, mobil-mobil itu diborong oleh warga satu desa.
"Satu desa borong mobil. mantap!!," tulis si pengunggah.
Dikutip dari Surya.co.id, warga di desa ini bisa beramai-ramai membeli mobil baru bahkan dalam tenggang waktu cukup singkat karena mendapat hasil dari penjualan tanah.
Kepala Desa (Kades) Sumurgeneng, Gihanto mengatakan, tanah itu dijual untuk pembangunan kilang minyak grass root refinery (GRR) yang melibatkan Pertamina dan Rosneft, yakni perusahaan asal Rusia.
Pembangunan kilang tersebut membutuhkan lahan di tiga desa, yaitu Sumurgeneng, Wadung dan Kaliuntu.
Sementara di desanya, Gihanto mengatakan ada sekitar 225 warga dari 840 KK yang menjual tanah untuk kebutuhan lahan GRR.
Nilai tanah di sekitar lokasi pun dihargai mulai Rp 600-800 ribu.
Baca juga: Harga Telur Tembus Rp 2 Ribu Per Butir di Aceh Singkil
Harga itu jauh lebih tinggi dari harga tanah pada umumnya di lokasi setempat, yakni Rp 100-150 ribu.
Gihanto pun mengungkap pendapatan warga dari hasil penjualan tanah, yang jika dirata-ratakan mencapai Rp 8 miliar.