Internasional
Milisi Houthi Dituduh Gunakan Tameng Manusia Dalam Pertempuan Sengit di Marib
Pemerintah Yaman yang diakui internasional menuduh milisi Houhi memanfaatkan orang telantar sebagai tameng manusia.
SERAMBINEWS.COM, AL-MUKALLA - Pemerintah Yaman yang diakui internasional menuduh milisi Houhi memanfaatkan orang telantar sebagai tameng manusia.
Dalam pertempuran terbaru, lusinan milisi Houthi dan pasukan pemerintah tewas pertempuran sengit Marib pada Kamis (18/2/2021) malam.
Pejabat lokal dan LSM memperingatkan pertempuran itu akan berdampak besar pada krisis kemanusiaan di Yaman.
Pertempuran hebat meletus pada Kamis (18/2/2021) di Marib, Kasara, Serwah, Murad, Jada'an, dan Al-Makhdra.
Ketika pasukan pemerintah dan sekutu suku, yang didukung pesawat tempur koalisi Arab menghadapi serangan Houthi tanpa henti.
Baca juga: Pemerintah Yaman Minta Bantuan Masyarakat Internasional, Milisi Houthi Hancurkan Masjid Bersejarah
Seorang perwira militer lokal, yang berbicara tanpa menyebut nama, kepada Arab News, Jumat (19/2/2021) mengatakan 27 milisi Houthi tewas bersama dengan empat tentara pemerintah.
Termasuk seorang komandan militer lapangan, Brigjen. Ahmed Al-Shara'abi.
Mereka terbunuh ketika pesawat tempur koalisi menargetkan pejuang Houthi dan bala bantuan yang menuju ke medan perang di Marib.
Video amatir yang diposting di media sosial oleh para pendukung pemerintah menunjukkan puluhan pejuang Houthi yang tewas ditinggalkan di gurun dan daerah pegunungan di Marib dan Jawf.
Angka resmi mengatakan lebih dari 700 anggota milisi Houthi tewas dalam seminggu pertempuran sengit di wilayah tersebut.
Peningkatan pertempuran dimulai awal bulan ini, ketika Houthi yang didukung Iran melanjutkan serangan besar-besaran untuk menguasai kota Marib yang kaya minyak dan gas.
Sekaligus, sebagai benteng utama terakhir pemerintah Yaman di bagian utara negara itu.
Baca juga: Pertempuran Sengit Pecah di Yaman Tengah, Milisi Houthi Ingin Rebut Ladang Minyak
Meskipun serangan agresif dan rudal serta pesawat tak berawak di kota itu, pemberontak gagal maju ke kota setelah menderita banyaknya jatuh korban.
Jenderal Abdu Abdullah Majili, juru bicara militer Yaman, mengatakan pasukan dan suku sekutu telah mencegah Houthi bergerak maju.
Perwira militer Yaman memuji peran pesawat tempur koalisi Arab, yang membuka jalan bagi pasukan tentara dan suku saat mereka mendorong Houthi kembali ke medan perang Marib.
Pada saat yang sama, pejabat pemerintah Yaman dan kelompok hak asasi manusia telah mengulangi kekhawatiran tentang dampak serangan Houthi terhadap ribuan pengungsi yang tinggal di Marib.
Menteri Informasi Yaman Muammar Al-Aryani pada Kamis menuduh Houthi menargetkan kamp-kamp pengungsian di Marib dan menggunakan orang-orang sebagai perisai manusia.
Dia memperingatkan serangan pemberontak akan membuat lebih dari 2 juta orang yang berlindung di kota itu mengungsi.
Setelah melarikan diri dari pertempuran dan penindasan Houthi di provinsi asal mereka.
Baca juga: Ketua Dewan Syura Arab Saudi Kutuk Serangan Rudal Milisi Houthi, Sebut Sebagai Kejahatan Perang
"Kami menyerukan penyelidikan internasional atas kejahatan milisi Houthi terhadap kamp pengungsian di provinsi Marib," kata menteri Yaman dalam sebuah posting Twitter.
"Ini jelas merupakan pelanggaran terhadap aturan hukum humaniter internasional yang berkaitan dengan perlindungan warga sipil (selama konflik)." katanya.
Serangan Houthi telah menghalangi distribusi bantuan kemanusiaan penting kepada orang-orang terlantar dan merusak seruan untuk perdamaian, katanya.(*)