Internasional
Pertempuran Sengit Pecah di Yaman Tengah, Milisi Houthi Ingin Rebut Ladang Minyak
ertempuran sengit antara pasukan pemerintah Yaman yang diakui secara internasional dan milisi Houthi pecah pada Minggu (14/2/2021)
SERAMBINEWS.COM, SANAA - Pertempuran sengit antara pasukan pemerintah Yaman yang diakui secara internasional dan milisi Houthi pecah pada Minggu (14/2/2021),
Hal itu memperpanjang seminggu kekerasan di provinsi strategis Marib, kata pejabat Yaman.
Dilansir AP, puluhan orang tewas dalam pertempuran itu.
Juga menimbulkan keraguan besar atas upaya PBB untuk memulai kembali negosiasi, mengakhiri perang saudara selama bertahun-tahun.
Pemberontak yang didukung Iran awal bulan ini memperbarui serangan ke provinsi kaya minyak itu,
Sebuah benteng anti-Houthi yang dipegang oleh pemerintah yang diakui secara internasional.
Tetapi mereka menghadapi perlawanan keras dan belum membuat kemajuan di tengah banyak korban jiwa yang sebagian besar dari Houthi, kata pejabat militer dari kedua belah pihak.
Perang Yaman dimulai pada 2014, ketika pemberontak merebut ibu kota, Sanaa, dan sebagian besar utara negara itu.
Baca juga: Utusan PBB Untuk Yaman Berkunjung ke Iran, Berharap Perdamaian Dapat Diwujudkan
Saudi yang didukung AS melakukan intervensi berbulan-bulan untuk mengusir Houthi dan memulihkan pemerintahan yang diakui secara internasional.
Konflik tersebut telah menewaskan sekitar 130.000 orang dan memunculkan bencana kemanusiaan terburuk di dunia.
Pemberontak berusaha merebut kendali atas Marib untuk menutup perbatasan dengan selatan Saudi.
Bahkan, ingin menguasai ladang minyak di provinsi itu yang akan memberi mereka pengaruh dalam kemungkinan negosiasi perdamaian.
Khawatir dengan dorongan baru Houthi, koalisi pimpinan Saudi mengebom konvoi mereka yang maju di gurun yang luas di sekitar Marib.
Hal itu juga membawa penegakan hukum dari provinsi yang dikuasai pemerintah di Taiz dan Shabwa, kata para pejabat.
Kantor media Houthi melaporkan setidaknya 10 serangan udara oleh koalisi pimpinan Saudi di Marib pada Selasa (9/2/2021).
Baca juga: Pemerintah Yaman Siap Akhiri Perang, Namun Houthi Masih Jadi Penghalang