Nutrisi Tanaman
Pupuk Bersubsidi Langka, LSM Flora dan Fauna Kembangkan Nutrisi Tanaman
Inisiatif tersebut terbukti ampuh setelah berhasil melakukan ujicoba di beberapa lokasi di Aceh Utara dengan nutrisi tanaman jenis Ground-E yang dapat
Penulis: Zaki Mubarak | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Zaki Mubarak | Lhokseumawe
SERAMBINEWS.COM,LHOKSEUMAWE - Kelangkaan pupuk bersubsidi di wilayah Aceh Utara dan Kota Lhokseumawe membuat Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Floura dan Fauna berinisiatif menggunakan pupuk organik dengan memanfaatkan nutrisi tanaman Ground-E.
"Karena kesulitan mendapatkan pupuk, sehingga membuat hasil produksi gabah menurun. Sehingga kami mencari solusi agar petani tidak ketergantungan dengan pupuk bersubsidi," kata Ketua LSM Flora dan Fauna Darwis Kuta, Jumat (19/2/2021).
Dikatakan Darwis, pihaknya telah melakukan ujicoba menanam padi lokal dari beberapa varietas menggunakan nutrisi tanaman Ground-E menggantikan pupuk.
• Kepala Bappeda Aceh Bagi Tips Turunkan Angka Kemiskinan, Disampaikan kepada Kepala Bappeda Se-Aceh
• Bengkel Warga Peureulak Terbakar, Kerugian Capai Rp 30 Juta
• Bertambah 32 Kasus, Total Positif Covid-19 Aceh Capai 9.435 Orang
Inisiatif tersebut terbukti ampuh setelah berhasil melakukan ujicoba di beberapa lokasi di Aceh Utara dengan nutrisi tanaman jenis Ground-E yang dapat menghasilkan 7,2 ton gabah per hektare.
"Setelah ujicoba bersama di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Syamtalira Bayu, dari ukuran 2,5x2,5 meter yang dipanen mampu menghasilkan gabah sebanyak 4,5 kilogram. Jika dikalkulasikan per hektare menghasilkan gabah 7,2 ton," jelasnya.
Namun jika nutrisi tanaman Ground-E dikombinasikan dengan pupuk urea diperkirakan panennya bisa mencapai 10 ton per hektare.
"Solusi dengan menggunakan nutrisi tanaman jenis Ground-E ini ternyata lebih efektif karena menggandung unsur hara lengkap. Selain itu, juga dapat menekan biaya penggunaan pupuk sekitar 50 hingga 70 persen," sebut Darwis.
Darwis menyebutkan bahwa pihaknya juga telah melakukan demplot penggunaan nutrisi tanaman.
"Beberapa waktu lalu di Kecamatan Kuta Makmur petani berhasil mendapatkan gabah rata-rata sembilan ton per hektare, produksi tersebut meningkat dari sebelumnya hasil panen hanya mencapai tujuh ton per hektare," terangnya.
Hasil tersebut, kata Darwis, dapat diperoleh jika perawatan padi menggunakan pupuk lengkap, yakni selain urea juga menggunakan pupuk NPK, pupuk fosfat dan penyemprotan zat pengatur pengisian bulir.
Biasanya, petani menggunakan pupuk urea untuk kesuburan batang dan daun padi, kemudian menggunakan pupuk NPK dan pupuk fosfat agar bisa mendapatkan hasil maksimal.
Bahkan ketika malai padi muncul harus disemprot dengan ZPT pengisian bulir.
"Sebelum petani mengenal nutrisi Ground-E melalui program demplot, petani mengeluarkan banyak biaya untuk membeli berbagai jenis pupuk dan ZPT pengisian bulir, namun dengan nutrisi tanaman telah mengirit biaya, bahkan hasilnya bisa lebih tinggi," pungkasnya. (*)