Pecinta Bunga
Sempat Heboh, Pecinta Bunga di Aceh Singkil Mulai Redup, Dulu Dipegang-pegang Kini Cuma Disiram
Jumlahnya tidak lagi terus bertambah. Berbeda saat masih viral, hampir setiap pekan jumlahnya bertambah.
Penulis: Dede Rosadi | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Dede Rosadi I Aceh Singkil
SERAMBINEWS.COM, SINGKIL - Pada masa awal pandemi Corona Virus Deseasis 2019 (Covid-19) kebiasaan mengoleksi bunga sempat viral.
Kaum ibu di Kabupaten Aceh Singkil, setiap hari selalu mengunggah bunga kesayangannya di akun media sosial Facebook.
Tak mengherankan beranda Facebook selalu dipenuhi foto-foto bunga.
Namun seiring berjalan waktu musim menggandrungi bunga mulai pudar.
Hanya segelintir orang yang masih mengunggah bunga di media sosial.
Penjual bunga di pasar pun, ikut sirna. Lantaran kaum ibu tidak lagi terus menambah koleksi bunga.
Lantas kemana bunga-bunga kesayangan milik kaum ibu di Aceh Singkil?
Wati Susilawati, ibu di Gosong Telaga Barat, Singkil Utara, Minggu (21/2/2021) mengatakan, bunga yang dikoleksinya masih tetap menghiasi pekarangan rumah.
Akan tetapi jumlahnya tidak lagi terus bertambah. Berbeda saat masih viral, hampir setiap pekan jumlahnya bertambah.
• Darmawi, Pria Setengah Abad Lebih yang Sudah Jadi Agen Serambi Sejak Remaja, Kini juga Jabat Sekdes
• Menaker Ida Fauziyah Usahakan BLT Subsidi Gaji Akan Cair di 2021, Ini Syaratnya
• Para Ahli Minta Pemerintah dan BPOM Menghentikan Vaksin Nusantara, Ini 2 Alasannya
Baik dengan membeli maupun tukaran dengan kaum ibu lain.
"Bunga masih ada, tapi tidak seheboh dulu tiap hari diposting ke medsos," ujarnya.
Santi kaum ibu lainnya menyatakan, setelah tak lagi viral mengurus bunga tidak seintens dulu lagi.
"Paling disiram saja, kalau dulu tiap pagi dipegang-pegang," ujar warga Gunung Meriah tersebut.
Bunga memang mempercantik pemandangan di rumah penduduk.
Kendati demikian Bupati Aceh Singkil, Dulmusrid, menyarankan kaum ibu selain memelihara bunga juga tanam tanaman pangan di lahan pekarangan.
Tujuannya agar warganya memiliki ketahanan pangan saat masa pandemi Covid-19 yang belum tahun kapan berakhir.(*)