Internasional

China Menolak Tuduhan Genosida di Xinjiang, PBB Dapat Mengunjungi Kapanpun

Pemerintah China, Senin (22/2/2021) menolak serangan fitnah tentang kondisi Muslim Uighur dan minoritas lainnya yang tinggal di wilayah Provinsi Xinji

Editor: M Nur Pakar
AFP/GREG BAKER
Sebuah bangunan yang diyakini sebagai tempat pendidikan ulang atau cuci otak kaum minoritas Muslim Uighur di Artux, utara Kashgar, Provinsi Xinjiang, China pada 2 Juni 2019. 

SERAMBINEWS.COM, JENEWA - Pemerintah China, Senin (22/2/2021) menolak serangan fitnah tentang kondisi Muslim Uighur dan minoritas lainnya yang tinggal di wilayah Provinsi Xinjiang.

China bersikeras mereka telah menikmati kebebasan beragama dan hak-hak buruh.

Dilansir Reuters, Aktivis dan pakar hak asasi PBB mengatakan setidaknya 1 juta Muslim ditahan di kamp-kamp di wilayah barat yang terpencil.

China menyangkal pelanggaran dan mengatakan kamp-kampnya menyediakan pelatihan kejuruan dan dibutuhkan untuk melawan ekstremisme.

Menteri Luar Negeri Ghina, Wang Yi mengatakan kepada Dewan Hak Asasi Manusia PBB, telah mengambil tindakan kontra-terorisme sesuai dengan hukum.

Baca juga: Inggris Minta PBB Desak China Beri Akses ke Wilayah Muslim Xinjiang

Bahkan, Xinjiang menikmati stabilitas sosial dan perkembangan yang sehat setelah empat tahun tanpa kasus teroris.

Ada 24.000 masjid di Xinjiang, tempat orang-orang dari semua kelompok etnis juga menikmati hak-hak buruh, katanya.

"Fakta dasar ini menunjukkan bahwa tidak pernah ada yang disebut genosida, kerja paksa, atau penindasan agama di Xinjiang," kata Wang.

"Tuduhan yang menghasut seperti itu dibuat karena ketidaktahuan dan prasangka, mereka hanya hype yang jahat dan didorong secara politik dan tidak bisa jauh dari kebenaran," tambahnya.

Pemerintahan Biden bulan lalu mendukung penentuan menit terakhir oleh pemerintahan Trump bahwa China telah melakukan genosida di Xinjiang.

Baca juga: Amerika Latin Jadi Sekutu China, AS NIlai Sebagai Ancaman Keamanan Nasional

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab mengecam penyiksaan, kerja paksa dan sterilisasi yang menurutnya dilakukan terhadap orang Uighur dalam "skala industri" di Xinjiang.

"Situasi di Xinjiang sangat luar biasa," katanya.

Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas mengatakan:

"Komitmen kami terhadap Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia juga tidak memberikan ruang bagi penahanan sewenang-wenang terhadap etnis minoritas."

"Seperti kaum Uighur di Xinjiang atau tindakan keras China terhadap kebebasan sipil di Hong Kong."

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved