Berita Aceh Timur
Aksinya Meresahkan hingga 5 Kali Mangsa Sapi, Warga Minta Harimau Ditangkap, Ini Tanggapan BKSDA
“Jangan dicek-cek saja, tapi kami mau ada tindakan, yaitu penangkapan karena gangguan harimau tersebut sudah sangat meresahkan masyarakat. Karena...
Penulis: Seni Hendri | Editor: Nurul Hayati
“Jangan dicek-cek saja, tapi kami mau ada tindakan, yaitu penangkapan karena gangguan harimau tersebut sudah sangat meresahkan masyarakat. Karena sejak awal Januari 2021 lalu hingga saat ini, sudah 5 kali kejadian sapi warga dimangsa harimau tersebut,” ungkap Tusno, Sekdes Desa Julok Rayeuk Selatan, Kecamatan Indra Makmu, Aceh Timur, kepada Serambinews.com, Selasa (23/2/2021).
Laporan Aceh Timur | Seni Hendri
SERAMBINEWS.COM, IDI – Terkait harimau kembali memangsa sapi warga di Desa Julok Rayeuk Selatan, warga meminta BKSDA dan lembaga Wildlife Conservation Society (WCS), agar menangkap harimau yang kerap memangsa sapi warga selama ini.
“Jangan dicek-cek saja, tapi kami mau ada tindakan, yaitu penangkapan karena gangguan harimau tersebut sudah sangat meresahkan masyarakat. Karena sejak awal Januari 2021 lalu hingga saat ini, sudah 5 kali kejadian sapi warga dimangsa harimau tersebut,” ungkap Tusno, Sekdes Desa Julok Rayeuk Selatan, Kecamatan Indra Makmu, Aceh Timur, kepada Serambinews.com, Selasa (23/2/2021).
Sejauh ini, ungkap Tusno sudah lima kali kejadian sapi warga di Desa Julok Rayeuk Selatan, mati dimangsa harimau tersebut.
Tepatnya, pada 1 Januari, 5 Februari, dan 21 Februari, dan dua kejadian lagi di Desa Jambo Bale, Kecamatan Indra Makmu.
Serta satu kejadian lagi di Desa Seuneubok Bayu, Kecamatan Banda Alam, Aceh Timur,
Sudah 5 kali kejadian sapi warga mati dimangsa harimau, hal ini membuktikan bahwa gangguan harimau sudah sangat meresahkan.
Baca juga: RESMI Dibuka! Login www.prakerja.go.id, Daftar Akun Kartu Prakerja Gelombang 12, Berikut Caranya
Terutama meresahkan pemanen sawit milik PTPN III tersebut, karena selama ini pemilik ternak juga menggembala ternak di areal perkebunan sawit milik PTPN III tersebut yang luasnya mencapai 4 ribuan hektar.
Karena itu, ungkap Tusno, warga berharap harimau tersebut ditangkap oleh BKSDA dan WCS dan tidak hanya mengecek ke lapangan tanpa ada tindak lanjut.
Penanganan dengan cara pengusiran dinilai tidaklah efektif.
Pasalnya, harimau ini bisa kembali kapan saja.
Karena hewan buas tidak berkelompok atau memiliki kawanan, tapi harimau tersebut berkeliaran secara tunggal, khususnya bagi yang jantan.
Sedangkan, di lokasi kejadian warga juga melihat ada juga induk yang membawa anaknya.
Hal ini terlihat dari tapak kakinya.
Tanggapan BKSDA
Baca juga: Honda Tetap Optimis dengan HR-V Model Lawas, Walau Model Baru Sudah Meluncur di Jepang
Sementara itu, terkait permintaan warga untuk menangkap harimau, ditanggapi oleh Kamaruzzaman selaku Kepala Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA Aceh.
Ia mengatakan, saat ini tim BKSDA dari resort Langsa bersama lembaga WCS sedang melakukan pengecekan lapangan.
Terkait kejadian harimau dimangsa sapi tersebut, apakah sudah sangat mengkhawatirkan atau tidak.
”Untuk mengetahui sudah tahap mengkhawatirkan atau tidak, jadi sampai saat ini kita masih menunggu hasil pengecekan di lapangan. Karena, teman-teman sedang melakukan analisa untuk melakukan langkah lebih lanjut,” ungkapnya.
Akhir-akhir ini, katanya, konflik satwa liar dengan manusia memang tinggi.
Baik itu harimau, gajah, beruang, maupun buaya.
Penyebabnyapun dilatarbelakangi beberapa factor diantaranya, misalnya dalam kasus harimau ini turun dari habitatnya, diduga karena adanya kegiatan perburuan baik terhadap harimau maupun pakannya (babi, rusa) yang menyebabkan pakannya terbatas di hutan.
Faktor lain, karena fragmentasi habitat, atau karena gangguan lainnya.
Selain itu, bisa juga karena faktor karakter, pada musim tertentu harimau itu mengajarkan anaknya untuk berburu.
“Tapi semuanya belum bisa kita ambil kesimpulan, karena masih dalam pengecekan lapangan,” ungkap Kamaruzzaman.
Karena banyak faktor yang menyebabkan konflik satwa ini, karena itu, Kamaruzzama, mengajak masyarakat untuk sama-sama saling melindungi dan menjaga habitat.
Karena, setiap mahluk ciptaan Allah SWT itu memiliki manfaat dan saling membutuhkan pakan untuk kelangsungan hidup. (*)
Baca juga: Lahan Gambut Terbakar di Aceh Jaya, Akses Jalan Hambat Proses Pemadaman, Begini Kondisinya