Internasional
Gara-gara Punya Anak Lebih Dua Orang, Sepasang Suami Istri di China Didenda Rp 2,2 Miliar
Sepasang suami istri China harus membayar denda 155.000 dolar AS atau sekitar Rp 2,2 miliar. Pasangan itu telah melanggar UU China yang membatasi
SERAMBINEWS.COM, BEIJING Sepasang suami istri China harus membayar denda 155.000 dolar AS atau sekitar Rp 2,2 miliar.
Pasangan itu telah melanggar UU China yang membatasi memiliki dua anak, lansir South China Morning Post, Kamis (252/2021).
Zhang Rongrong, seorang pengusaha wanita berusia 34 tahun, dan suaminya yang berusia 39 tahun memiliki lima anak laki-laki dan dua perempuan berusia 1 sampai 14 tahun.
Karena melanggar kebijakan dua anak China, pasangan itu harus membayar "biaya tunjangan sosial" kepada pemerintah daerah.
Jika tidak, anak tambahan tidak akan dapat menerima dokumen identitas pemerintah.
Zhang, yang menjalankan perusahaan perawatan kulit, perhiasan, dan garmen di Provinsi Guangdong, China tenggara, mengatakan menginginkan banyak anak agar tidak pernah sendirian.
Baca juga: China Berhasil Hilangkan Kemiskinan Ekstrem, Presiden Xi Jinping Dapat Sanjungan Tinggi
"Ketika suamiku sedang bepergian dan anak-anak yang lebih tua juga pergi untuk belajar, aku masih memiliki anak-anak lain di sekitarku…" katanya.
"Ketika saya tua, mereka dapat mengunjungi saya dalam kelompok yang berbeda," ujarnya.
Dia mengatakan ke tujuhnya akan menjadi anak terakhir mereka karena suaminya menjalani vasektomi pada 2019.
Dia menambahkan memastikan stabil secara finansial sebelum memiliki anak yang lebih kecil dan anak-anaknya semua sangat bahagia.
Zhang tidak dapat dihubungi untuk memberikan komentar untuk cerita ini.
China mengakhiri kebijakan satu anak pada 2015 setelah 36 tahun.
Kebijakan itu diperkenalkan pada 1979 untuk memperlambat pertumbuhan penduduk dan mungkin berhasil tetapi, kurang baik.
Baca juga: China Tangkap Seorang Blogger, Merendahkan Perjuangan Tentara Melawan India
Meskipun keluarga sekarang diperbolehkan memiliki hingga dua anak, banyak memilih hanya memiliki satu atau tidak memiliki anak sama sekali.
Seringkali dengan alasan tingginya biaya hidup dan untuk membesarkan anak.