Luar Negeri

Pembunuhan Khashoggi, Para Tokoh di AS Minta Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman Dihukum

Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) mendapat seruan agar dirinya dihukum atas kematian kolumnis The Washington Post Jamal Khashoggi

Editor: Faisal Zamzami
AFP PHOTO/MOHAMMED AL-SHAIKH
Direktur intelijen nasional AS merilis laporan yang memberatkan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman (kanan) atas pembunuhan brutal terhadap jurnalis pembangkang Jamal Khashoggi (kiri) pada Oktober 2018. 

SERAMBINEWS.COM, WASHINGTON DCPutra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) mendapat seruan agar dirinya dihukum atas kematian kolumnis The Washington Post Jamal Khashoggi pada 2018.

Seruan itu muncul setelah intelijen Amerika Serikat ( AS) merilis laporan yang menyebut bahwa MBS menyetujui pembunuhan Khashoggi.

Laporan yang dirilis pada Jumat (26/2/2021) tersebut menyebut bahwa MBS telah menyetujui operasi untuk membunuh Khashoggi di konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki.

Ketika laporan tersebut dirilis, Kementerian Luar Negeri AS juga mengeluarkan larangan visa untuk 76 warga Arab Saudi.

Namun sejauh ini belum ada sanksi langsung yang diberikan kepada MBS yang diumumkan oleh AS sebagaimana dilansir dari NPR, Minggu (27/2/2021).

Kepala Komite Intelijen DPR AS Adam Schiff menulis di Twitter bahwa Presiden AS Joe Biden harus memberikan sanksi kepada dalang pembunuhan Khashoggi.

"Putra Mahkota berlumuran darah. Darah warga Amerika dan jurnalis. Kita harus memiliki akuntabilitas," tulis Schiff di Twitter pada Jumat.

Dia juga mengatakan kepada CNN bahwa Biden harus "menghindari" sang putra mahkota.

Ketua Komite Hubungan Luar Negeri Senat AS Robert Menendez menyebut, perilisan laporan itu sebagai langkah pertama yang tepat.

Dia juga mengharapkan tindakan konkret terhadap dalang pembunuhan Khashoggi untuk perannya dalam pembunuhan tersebut.

 "AS harus mengirimkan sinyal yang jelas kepada sekutu dan musuh bahwa nilai-nilai fundamental, termasuk penghormatan terhadap hak asasi manusia (HAM) dan martabat manusia, mendorong kebijakan luar negeri AS," kata Menendez dalam pernyataannya.

Ketua Komite Intelijen Senat AS Mark Warner mengamini pernyataan Menendez tersebut.

Komite Urusan Luar Negeri DPR AS Michael McCaul mengatakan, AS harus memastikan semua orang yang terlibat dalam pembunuhan tersebut dimintai pertanggungjawaban.

“Termasuk Putra Mahkota Mohammed bin Salman, yang perannya dalam pembunuhan ini sekarang telah ditegaskan secara terbuka,” tutur McCaul.

Beberapa waktu lalu, Gedung Putih mengatakan, Biden berencana untuk "mengkalibrasi ulang" hubungan antara AS dan Arab Saudi.

 Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki juga mengatakan Biden berencana untuk langsung berhubungan dengan Kepala Negara Arab Saudi, Raja Salman.

Kendati Raja Salman bergelar raja, Mohammed bin Salman dianggap sebagai penguasa de facto Arab Saudi dengan mengendalikan dinas intelijen dan keamanan kerajaan.

Dalam wawancara dengan Univision pada Jumat, Biden mengatakan bahwa dia telah berbicara dengan Raja Salman pada Kamis (25/2/2021) dan menjelaskan bahwa aturan sedang berubah.

Biden mengatakan perubahan hubungan akan diumumkan pada Senin (1/3/2021).

"Kami akan meminta pertanggungjawaban mereka atas pelanggaran HAM, dan kami akan memastikan bahwa mereka, pada kenyataannya, Anda tahu, jika mereka ingin berurusan dengan kami, mereka harus menanganinya dengan cara yang manusiawi,” kata Biden.

“Dan kami mencoba melakukannya di seluruh dunia, tetapi khususnya di sini," imbuh Biden kepada pembawa acara Ilia Calderon.

Namun hingga saat ini, belum ada hukuman konkret yang telah dijatuhkan kepada MBS.

Sebuah editorial dari The Washington Post memuji sejumlah kebijakan Biden untuk mengatur ulang hubungan terhadap Arab Saudi.

Arab Saudi dinilai telah ”berbulan madu” menikmati manisnya hubungan yang mesra ketika Donald Trump menjabat sebagai Presiden AS.

Editorial selanjutnya menyarankan bahwa di bawah Biden, hubungan AS-Arab Saudi mungkin mirip dengan apa yang dilakukannya sebelum Trump.

 Di sisi lain, editorial tersebut juga mengkritik penjualan senjata yang masih berlanjut ke Arab Saudi melalui panggilan telepon terbaru antara Salman dan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin.

"Biden bagaimanapun juga memberikan izin yang berarti kepada seorang penguasa yang telah menabur ketidakstabilan di Timur Tengah dalam beberapa tahun terakhir saat memimpin penindasan paling parah terhadap perbedaan pendapat dalam sejarah Saudi modern," tulis dewan editorial The Washington Post.

The Washington Post juga mencatat bahwa berdasarkan hukum AS, Salman harus dilarang bepergian ke AS dan membekukan asetnya.

Society of Professional Journalists menyebut perilisan laporan intelijen itu terlalu terlambat.

 Serikat jurnalis itu menambahkan, sang putra mahkota seharusnya sudah dimintai pertanggungjawaban saat ini.

Society of Professional Journalists menyerukan, Biden harus mengirim pesan bahwa pembunuhan seorang jurnalis tidak dapat diterima di mana pun.

Di sisi lain, Pemerintah Arab Saudi telah membantah temuan laporan intelijen AS.

Baca juga: Lowongan Kerja BUMN Telkom untuk Fresh Graduate, Tersedia Banyak Posisi, Cek Persyaratannya

Baca juga: Mukesh Ambani Miliarder asal India Ini Kembali Jadi Orang Terkaya di Asia

Baca juga: Lowongan Kerja BRI Agroniaga Bagi Lulusan S1, Ini Posisi dan Persyaratannya

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Para Tokoh di AS Ramai-ramai Minta MBS Dihukum atas Pembunuhan Khashoggi "

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved