Luar Negeri

PM Muhyiddin Yassin Genap Setahun Berkuasa Sejak Kudeta, Krisis Politik Malaysia Masih Berlanjut

Muhyiddin yang menjabat Menteri Dalam Negeri awalnya tidak diperhitungkan sama sekali berhasil menyingkirkan pendahulunya Mahathir Mohamad

Editor: Faisal Zamzami

Kondisi ekonomi Malaysia juga terpuruk pada 2020 di mana angka GDP mengalami kontraksi sebesar 5,6 persen, angka terburuk sejak krisis moneter pada tahun 1998.

Pemilu dini dipercaya sebagai satu-satunya opsi untuk mengakhiri krisis politik berkepanjangan ini.

Muhyiddin telah berjanji akan menggelar pemilu dini setelah kurva Covid-19 melandai.

Di sisi lain, kubu Pakatan menegaskan mandat rakyat harus dikembalikan kepada mereka sebagai pemenang pemilu 2018.

Pemilu dini bagi Pakatan dikhawatirkan akan memperburuk kembali penyebaran virus corona.

Malaysia juga baru saja memulai vaksinasi yang akan menelan waktu yang tidak sebentar.

Peta pertarungan politik pemilu dini sesungguhnya berpotensi sangat tidak bersahabat bagi Muhyiddin.

UMNO yang berkali-kali meradang dengan Muhyiddin telah memberi sinyal kuat tidak tertarik berkoalisi dengan Muhyiddin.

Partai penguasa Malaysia selama 61 tahun itu memilih memperkuat koalisi Barisan Nasional.

UMNO juga sudah berencana menarik dukungan partai sebelum deklarasi keadaan darurat.

Hal ini berarti sangat besar kemungkinan kandidat UMNO berhadapan head-to-head dengan kandidat Bersatu di puluhan daerah pemilihan (dapil) dengan mayoritas pemilih Melayu.

UMNO menyatakan optimis akan memulihkan kembali dominasi mereka di kancah perpolitikan Malaysia dan tidak khawatir suara pemilih Melayu terpecah dengan Bersatu dan PAS seperti yang terjadi pada pemilu Mei 2018.

Konflik internal yang melanda koalisi berkuasa Malaysia juga mendera oposisi Pakatan.

Sampai sejauh ini Pakatan masih terpecah antara mendukung Anwar sebagai calon PM atau mencari tokoh alternatif, terutama setelah kegagalan memalukan Anwar mendepak Muhyiddin setelah mengeklaim mayoritas besar dan meyakinkan pada bulan September 2020.

Pakatan juga belum memutuskan apakah akan kembali bekerjasama dengan Mahathir dan partai barunya Partai Pejuang.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved