Berita Luar Negeri
18 Pendemo Tewas Ditembak di Myanmar, Disebut Hari Terkelam Sejak Kudeta Militer
18 Pendemo Tewas di Myanmar, Disebut Hari Terkelam Sejak Kudeta Militer Para warga yang menentang kudeta militer di Myanmar
Namun demikian, setidaknya 21 pengunjuk rasa kini tewas dalam kekacauan tersebut. Tentara mengatakan seorang polisi telah tewas.
Baca juga: Profil Nurdin Abdullah, Gubernur Sulsel Ditangkap KPK, Penerima Penghargaan Untuk Tokoh Antikorupsi
Penolakan kudeta telah muncul tidak hanya di jalan-jalan tetapi lebih luas lagi di layanan sipil, pemerintahan kota, peradilan, sektor pendidikan dan kesehatan dan media.
Aktivis di seluruh Asia mengadakan protes untuk mendukung rakyat Myanmar, dengan seruan "Milk Tea Alliance" yang pertama kali menyatukan aktivis pro-demokrasi di Thailand dan Hong Kong.
Televisi MRTV yang dikelola pemerintah mengatakan lebih dari 470 orang ditangkap pada hari Sabtu. Tidak jelas berapa banyak yang ditahan pada hari Minggu.
“Kami sangat sedih melihat banyak nyawa yang hilang di Myanmar,” kata kedutaan AS.
Kedutaan Besar Kanada mengatakan terkejut.
Baca juga: Jangan Panik! Begini Panduan Jika Serangga Masuk ke Telinga Anak, Nomor 2 Banyak yang Mengabaikan
Indonesia, yang telah mengambil kepemimpinan diplomatik di Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dalam menangani krisis tersebut, menyatakan keprihatinan yang mendalam.
Aktivis pemuda Esther Ze Naw mengatakan orang-orang berjuang melawan ketakutan yang mereka alami di bawah pemerintahan militer.
Partai Suu Kyi dan pendukungnya mengatakan hasil pemungutan suara November harus dihormati.
Suu Kyi, 75 tahun, yang menghabiskan hampir 15 tahun dalam tahanan rumah, menghadapi tuduhan mengimpor enam radio walkie-talkie secara ilegal dan melanggar undang-undang bencana alam dengan melanggar protokol virus corona.
Sidang kasus berikutnya adalah pada hari Senin.(*)
Baca juga: Profil Artidjo Alkostar, Semasa Hidup Sangat Ditakuti Para Koruptor
Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Hari terkelam sejak kudeta, 18 pengunjuk rasa tewas di Myanmar