Luar Negeri
Turki Kutuk Kekuatan Militer yang Menewaskan Sipil di Myanmar, Stop Kekerasan Terhadap Pendemo!
Turki mengutuk penggunaan kekuatan militer pada warga sipil di Myanmar, Senin (1/3/2021).
Penulis: Syamsul Azman | Editor: Mursal Ismail
Sekitar 1.000 pengunjuk rasa menuntut pemerintah Aung San Suu Kyi dikembalikan ke tampuk kekuasaan diyakini telah ditahan pada hari Minggu (kemarin).
"Penggunaan kekuatan mematikan terhadap pengunjuk rasa dan penangkapan sewenang-wenang tidak dapat diterima," kata Stephane Dujarric, juru bicara PBB, dalam sebuah pernyataan.
“Sekretaris Jenderal mendesak komunitas internasional untuk berkumpul dan mengirimkan sinyal yang jelas kepada militer bahwa mereka harus menghormati keinginan rakyat Myanmar seperti yang diungkapkan melalui pemilihan dan menghentikan penindasan.”
Baca juga: Korban Terus Berjatuhan, Indonesia Kembali Serukan Keprihatinan atas Situasi di Myanmar
Sementara itu, kepala diplomatik Uni Eropa Josep Borrell mengonfirmasi dalam sebuah pernyataan bahwa akan "mengambil tindakan dalam menanggapi perkembangan ini segera".
"Otoritas militer harus segera menghentikan penggunaan kekuatan terhadap warga sipil dan mengizinkan penduduk untuk mengekspresikan hak mereka atas kebebasan berekspresi dan berkumpul," kata Borrell dalam sebuah pernyataan.
Para menteri Eropa telah menyetujui sanksi terhadap militer Myanmar atas kudeta tersebut dan telah memutuskan untuk menahan beberapa bantuan pembangunan.
Sanksi tersebut diharapkan akan diselesaikan dalam beberapa hari mendatang dan akan berlaku setelah pemberitahuan resmi diterbitkan oleh UE.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengutuk apa yang dia gambarkan sebagai "kekerasan tidak pantas pasukan keamanan Burma terhadap orang-orang Burma", menggunakan nama lama negara itu.
Amerika Serikat mengumumkan sanksi pada hari Senin (hari ini) terhadap dua jenderal lagi yang terlibat dalam kudeta militer 1 Februari di Myanmar, setelah pengunjuk rasa tewas dalam tindakan keras terhadap demonstrasi akhir pekan lalu.
“Kami berdiri teguh dengan orang-orang Burma yang pemberani & mendorong semua negara untuk berbicara dengan satu suara untuk mendukung keinginan mereka,” Blinken tweet pada Minggu sore. (Serambinews.com/Syamsul Azman)
Baca juga: BERITA POPULER: Istri TNI Selingkuh, Pria Ditempeleng Ibu Saat Akad hingga Prabowo Borong Jet Tempur
Baca juga: BERITA POPULER – Cekcok Besan di Aceh Timur, Kasus Yalsa Boutique, Hingga Perakit Senpi Dibebaskan
Baca juga: BERITA POPULER - Mahasiswa Aceh Hilang 15 Tahun Hingga Pria Jual Chip Terancam Hukum Cambuk