Internasional
Rekaman Serangan Rudal Iran ke Pangkalan Udara AS di Irak Muncul, Sempat Terancam Perang
Rekaman serangan rudal Iran ke pangkalan udara AS di Irak tahun lalu kembali muncul. Insiden itu dinilai bisa membawa kedua negara ke ambang perang.
SERAMBINEWS.COM, LONDON -Rekaman serangan rudal Iran ke pangkalan udara AS di Irak tahun lalu kembali muncul.
Insiden itu dinilai bisa membawa kedua negara ke ambang perang.
Pada 8 Januari 2020, 11 rudal, masing-masing diperkirakan membawa hulu ledak seberat 1.000 pon menghantam pangkalan udara Al-Asad.
Dilansir CBSNews, Selasa (2/3/2021), kawasan itu rumah bagi sekitar 2.000 tentara AS saat itu.
Insiden itu terjadi setelah pembunuhan Mayor Jenderal Qassem Soleimani, komandan Korps Pengawal Revolusi Islam Iran, oleh pesawat tak berawak AS di Baghdad pada 3 Januari 2020.
Serangan itu diperintahkan setelah serangkaian insiden yang menargetkan personel dan fasilitas Amerika oleh pasukan yang didukung Iran di Irak.
Berpuncak pada serangan ke Kedutaan Besar AS di Baghdad pada 31 Desember 2019.
Baca juga: ISIS Serang dan Culik Warga di Irak Timur, Dua Orang Tewas dan Kendaraan Dibakar
Jenderal Marinir Frank McKenzie, komandan pasukan AS di Timur Tengah, mengatakan kepada jaringan TV Amerika CBS, lebih dari 100 tentara menderita cedera otak parah akibat serangan itu.
Dia mengatakan ada rencana pembalasan jika ada personel AS yang terbunuh.
Separuh personel dan sebagian besar pesawat dievakuasi dari pangkalan sebelum serangan.
McKenzie mengatakan jika itu tidak dilakukan tepat waktu, maka akan berakibat fatal,
“Saya pikir kami mungkin telah kehilangan 20 atau 30 pesawat dan kami mungkin telah kehilangan 100 hingga 150 personel AS," katanya.
"Kami punya rencana untuk membalas jika orang Amerika mati," tambahnya.
Ketika pembalasan atas pembunuhan Soleimani datang, McKenzie ditempatkan di Florida.
Baca juga: Serangan Drone Milisi Houthi ke Istana Kerajaan Arab Saudi, Rupanya Diluncurkan Dari Irak
Dia memantau serangan dari jarak jauh, diikuti oleh Presiden Donald Trump dan Menteri Pertahanan Mark Esper.